REPUBLIKA.CO.ID,BATU -- Bukan hanya memikirkan produksi, Kementerian Pertanian (Kementan) turut membantu pengaturan tata niaga. Hal itu disampaikan Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementan Spudnik Sujono dalam seminar "Peningkatan Efisiensi Rantai Pasok Bawang Merah untuk Mewujudkan Stabilitas Pangan dan Harga di Batu, Jawa Timur, Kamis (2/11).
"Karenanya, Kementan mengeluarkan sejumlah kebijakan agar harga komoditas pertanian stabil dan tanpa meminggirkan petani," ujarnya.
Salah satu kegiatan yang dilakukan Ditjen Hortikultura untuk komoditas bawang merah dan aneka cabai adalah manajemen tanam sejak awal 2016. Langkah yang diambil sebelumnya untuk mengatasi tingginya harga komoditas pangan dengan operasi pasar.
"Ini bukan sesuatu yang baik. Makanya, kita perbaiki sistem dengan manajemen tanam. Bawang, cabai, itu enggak tiba-tiba ada," kata dia.
Pihaknya pun berupaya memperbaiki operasional melalui Program Upaya Khusus (Upsus) Bawang dan Cabai guna memperbaiki pergerakan tanaman pangan. Hasilnua, dalam kurun beberapa tahun, produksi dalam negeri melampui kebutuhan. Bahkan, membalikkan keadaan dari importir menjadi eksportir bawang merah.
Upaya lain yang dilakukan adalah memfasilitasi petani dengan pelaku industri, baik rumah tangga, olahan, hingga hotel, restoran, dan katering (horeka). Hasil panen petani dapat langsung terserap saat produksi melimpah dengan harga baik.
Ia menambahkan, segala upaya pemerintah tersebut tak bisa serta-merta menstabilkan harga, meski pasokan selalu ada. Soalnya, tata niaga pangan di Indonesia buruk. Alasannya, harga pangan tak melulu dipengaruhi penawaran (supply) dan permintaan (demand), melainkan disebabkan faktor lain," kata dia.
Menurutnya, berdasarkan penggalian di lapangan, ada permufakatan jahat di tingkat pengepul besar untuk membeli harga bawang merah seharga Rp 180 ribu per kilogram. "Itu rapih sistem tata niaganya," katanya.
Lantaran tak berwenang menghukum para pemain atau middle man, Spudnik berinisiatif melaporkan masalah tersebut ke Bareskrim Mabes Polri serta memberikan semua informasi dan temuannya. Beberapa hari berselang, polisi menetapkan beberapa orang sebagai tersangka dan harga berangsur normal kembali. "Alhamdulillah, harga terkendali sampai Idul Fitri, Idul Adha," ucapnya.
Itu pun menjadi dasar Ditjen Hortikultura Kementan untuk memantau harga bawang merah dan aneka cabai di tingkat petani dan pasar, baik sentra maupun non-sentra produksi setiap hari.