Jumat 03 Nov 2017 03:35 WIB

Perbankan Syariah Ingin Pertumbuhan Pembiayaan Dobel Digit

Rep: Binti Sholikah/ Red: Budi Raharjo
Perbankan syariah (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Perbankan syariah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Perbankan syariah menargetkan pertumbuhan pembiayaan dobel digit sampai akhir 2017. Sementata proyeksi Bank Indonesia terhadap pertumbuhan kredit di kisaran 8-10 persen.

Plt Direktur Bisnis BNI Syariah, Dhias Widhiyati, menyatakan realisasi pertumbuhan pembiayaan secara tahunan pada September 2017 sebesar 15,3 persen menjadi Rp 22,5 triliun. Dia memproyeksikan pembiayaan BNI Syariah sampai akhir tahun mencapai Rp 23,1 triliun atau diproyeksikan naik 12,3 persen dari Desember 2016. "Masih double digit proyeksi kenaikannya," kata Dhias saat dihubungi Republika, Kamis (2/11).

Untuk mencapai target tersebut, lanjutnya, BNI Syariah fokus pada sektor infrastruktur, jasa dunia usaha, perdagangan hotel restoran dan jasa sosial masyarakat seperti rumah sakit dan pendidikan. Perusahaan juga menerapkan beberapa strategi bisnis. Antara lain, menggarap supply chain dari nasabah-nasabah korporasi di perusahaan induk, yakni BNI.

Kemudian, melakukan selektif growth dengan membiayai selektif players di industri prioritas yang telah disebutkan tadi. "Kami juga menyalurkan pembiayaan UMKM dengan masuk ke komunitas, serta pembiayaan konsumen kepada segmen fixed income," imbuhnya.

Berdasarkan laporan kinerja BNI Syariah sampai kuartal III 2017, pembiayaan BNI Syariah tumbuh 15,3 persen (yoy) dari posisi September 2016 yang tercatat sebesar Rp 19,5 triliun menjadi Rp 22,5 triliun pada September 2017. Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) yang pada September 2016 sebesar Rp 22,8 triliun meningkat menjadi Rp 27,6 triliun pada September 2017. Rasio dana murah (CASA) meningkat menjadi sebesar 48,7 persen dari 47,4 persen pada tahun sebelumnya.

Dari total pembiayaan sebesar Rp 22,5 triliun tersebut, didominasi pembiayaan segmen konsumer yang komposisinya mencapai 52,7 persen, disusul pembiayaan Ritel Produktif/UMKM sebesar 21,8 persen, pembiayaan komersial sebesar 18,1 persen, pembiayaan mikro sebesar 5,9 persen, dan kartu pembiayaan Hasanah Card 1,5 persen. Khusus pembiayaan konsumer, sebagian besar portofolio didominasi oleh produk Griya iB Hasanah yang mencapai 84,9 persen.

Sedangkan pertumbuhan masing-masing segmen, pembiayaan komersial naik 10,6 persen, segmen kecil dan menengah tumbuh 26,5 persen, pembiayaan mikro naik 16,6 persen, dan Konsumer naik 13,7 persen. Sedangkan pembiayaan Hasanah Card justru minus 10,8 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement