Jumat 03 Nov 2017 03:03 WIB
Rep: Ririn Liechtiana/ Red: Sadly Rachman
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Bila mendengar wayang gedhog, mungkin banyak di antara kita yang tidak tahu itu apa. Wayang gedhog yang juga terbuat dari kulit ini tidak lebih dikenal daripada wayang kulit purwa yang lebih banyak dipentaskan.
Wayang gedhog tidak mengisahkan cerita Ramayana atau Mahabarata, tapi inti ceritanya berasal dari kisah Raden Panji. Kerajaan yang menjadi latar belakang pementasannya, antara lain, Jenggala, Singgasari, dan Kediri.
Hal lain yang membedakan wayang gedhog dengan wayang purwa adalah beberapa tokohnya menggunakan tutup kepala berbentuk tekes, serta kainnya berbentuk rapekan atau dodot. Sementara itu, tokoh putri rambutnya terurai.
Wayang gedhog yang langka sudah barang pasti akan menjadi daya tarik tersendiri bila dipentaskan. Seperti Suharsono, salah satu penonton acara Pentas Ringgit Gedhog dengan lakon "Panji Asmara Bangun Krama". Dia mengatakan, baru kali ini menyaksikan pementasan wayang gedhog. Menurut dia, sudah sangat susah mencari pementasan wayang gedhog di Yogyakarta.
Salah satu dalang wayang gedhog, Ki Sugito mengatakan, wayang gedhog harus dipopulerkan. Dia beralasan, wayang gedhog mengangkat cerita asli Jawa. Berbeda dengan wayang purwa yang menceritakan kisah-kisah dari India.
Berikut video lengkapnya.
Videografer:
Ririn Liechtiana
Video Editor:
Fian Firatmaja