REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kampung Laweyan, Solo, Jawa Tengah, mengenang sosok pahlawan nasional Samanhoedi melalui pergelaran napak budaya yang akan dilaksanakan selama empat hari.
"Hari ini (Kamis) merupakan hari pertama kegiatan Napak Budaya Samanhoedi," kata Ketua Panitia Napak Budaya Samanhoedi, Albicia Hamzah, di Solo, Kamis (2/11).
Ia mengatakan pada hari pertama pergelaran tersebut dilaksanakan lomba pembuatan taman penanda kampung dan sejarah kampung. Selanjutnya, pada hari Jumat (3/11) dilaksanakan ziarah ke makam KH Samanhoedi.
Menurut dia, untuk hari Sabtu (4/11) akan dilaksanakan fokus grup diskusi dengan tema mencari formulasi strategis wisata edukasi dan produksi berbasis kearifan lokal.
"Selanjutnya pada hari Minggu (5/11) sebagai puncak acara diadakan kirab Samanhoedi, untuk start-nya di Lapangan Sri Waru dan finis di Balai Samanhoedi," katanya.
Ia mengatakan kegiatan tersebut merupakan yang ketujuh kalinya dilaksanakan sejak pergelaran pertama tahun 2013.
Ia mengatakan tapak Samanhoedi sebagai pendiri Sarekat Islam dan saudagar besar batik masih terlihat di kampung halamannya di Kampung Sondakan Laweyan, Solo. Begitu juga dengan petilasan, rumah, tempat produksi batik, dan kantor organisasi juga masih terawat dengan baik.
"Oleh karena itu, sebagai bentuk penghormatan kami terhadap pahlawan nasional, kelompok sadar wisata (pokdarwis) Kelurahan Sondakan Kecamatan Laweyan Solo menggelar Napak Budaya Samanhoedi dengan tema 'Penguatan Identitas dan Sejarah Kampoeng sebagai Etalase Kebudayaan dan Pariwisata'," katanya.
Pihaknya berharap dengan seringnya kegiatan tersebut dilaksanakan, potensi di Kampung Sondakan, Kecamatan Laweyan makin dikenal masyarakat.
"Di kampung ini potensinya bukan hanya batik tetapi juga ada kuliner, produk kerajinan tangan, wisata sejarah, dan kebudayaan," katanya.