REPUBLIKA.CO.ID,RAMALLAH -- Ribuan warga Palestina, pada Kamis (2/11), menggelar demonstrasi untuk mengecam peringatan 100 tahun deklarasi Balfour. Aksi ini dihelat di beberapa kota di Palestina.
Dilaporkan laman kantor berita Palestina WAFA News Agency, sebuah demonstrasi besar menentang peringatan deklarasi Balfour digelar di Ramallah. Aksi serupa pun dilangsungkan di Yerusalem, Jenin, Salfit, Tubas, Hebron, dan Nablus. Sedangkan di Gaza, demonstasi anti-deklarasi Balfour digelar di luar gedung PBB.
Aksi ini diikuti oleh berbagai kalangan rakyat Palestina. Mulai dari mahasiswa, tokoh masyarakat sipil, aparat keamanan Palestina, hingga perwakilan faksi politik. Dalam aksinya, mereka mengibar-ngibarkan bendera Palestina dan bendera hitam sebagai penanda bahwa deklarasi Balfour telah melukai Palestina.
Massa aksi pun mengecam Inggris selaku pihak yang bertanggung jawab atas terbitnya deklarasi Balfour. Mereka menuntut pemerintah Inggris meminta maaf kepada rakyat Palestina atas penderitaan yang dialaminya sebagai dampak deklarasi Balfour.
Aksi penentangan deklarasi Balfour yang digelar di Konsulat Inggris di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem, dibubarkan paksa oleh aparat keamanan Israel. Polisi Israel dilaporkan secara fisik menyerang beberapa peserta aksi karena dianggap memprovikasi dengan membentangkan bendera Palestina di luar Konsulat Inggris.
2 November 2017 menandai 100 tahun deklarasi Balfour.Deklarasi balfour merupakan sebuah pernyataan publik yang ditandatangani oleh menteri luar negeri Inggris James Arthur Balfour pada 2 November 1917.Dalam surat tersebut, Balfour mengungkapkan bahwa pemerintah Inggris bersimpati dan memandang positif aspirasi Zionis untuk mendirikan tanah air bagi bangsa Yahudi di Palestina. Kala itu Palestina merupakan wilayah kekuasan Kekaisaran Ottoman yang tengah berkonfrontasi dengan Inggris dan sekutunya dalam Perang Dunia I.
Pada 9 November 1917, Balfour menyerahkan surat yang ditandatanganinya kepada Lord Rotschild, pemimpin komunitas Yahudi Inggris. Hal ini seolah mempertegas bahwa Inggris mendukung lahirnya sebuah rumah bagi orang-orang Yahudi di Palestina.