Kamis 02 Nov 2017 22:35 WIB

Tour de Central Celebes Diharap Terus Berlanjut

Sejumlah pebalap melintasi perkebunan pada balapan sepeda 'International Tour De Banyuwangi Ijen' (ITdBI), Banyuwangi, Jawa Timur. (ilustrasi)
Foto: Antara
Sejumlah pebalap melintasi perkebunan pada balapan sepeda 'International Tour De Banyuwangi Ijen' (ITdBI), Banyuwangi, Jawa Timur. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Menteri Pariwisata Arief Yahya berharap lomba balap sepeda wisata internasional Tour de Central Celebes (TdCC) yang pertama kali digelar tahun 2017 ini bisa berkelanjutan dengan penanganan yang lebih profesional.

"Tahun depan, TdCC harus direncanakan sejak jauh hari sehingga bisa berpromosi bersama semua sektor," kata menteri dalam sambutan yang diwakili Deputy bidang pengembangan sarana wisata nusantara Esthy Reko Astuty pada pembukaan rangkaian acara TdCC di Anjungan Nusantara Pantai Talise Kota Palu, Kamis (2/11) malam.

Ia juga berharap Bank Sulteng bisa mengambil peran sebagai official TdCC untuk menjamin keberlangsungan event ini agar tujuannya sebagai pemicu kunjungan wisatawan lebih banyak lagi bisa terwujud.

"Kalau TdCC ini terlalu mengandalkan dana APBD, maka keberlangsungannya kurang terjamin. Nah kalau ini tidak berlanjut, maka tujuan TdCC untuk menggaet lebih banyak wisatawan tidak akan tercapai," ujarnya.

Ia berharap, dalam lima kali penyelenggaraan, dampak TdCC terhadap sektor kepariwisataan akan mulai terasa, seperti meningkatkan kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara juga terhadap pengembangan ekonomi kemasyarakatan.

"Harus diingat, orang melakukan perjalanan kalau ada iven. Namun iven itu harus digarap dengan baik, melibatkan secara aktif lebih banyak masyarakat serta didukung dengan amenitas yang memadai seperti hotel, listrik, air bersih dan juga infrastruktur yang mendukung kelancaran, keamanan, dan kenyamanan aksesibilitas," ujar Esthy.

Sedangkan Gubernur Sulteng Longki Djanggola mengakui bahwa sebagai yang pertama, TdCC 2017 ini masih memiliki banyak kekurangan namun Pemprov Sulteng berkomitmen untuk menggelar event ini secara berkelanjutan dan semakin profesional. "Kalau tahun ini rute TdCC baru menjangkau empat kabupaten dan satu kota, maka tahun depan akan menjangkau enam kabupaten dan Kota Palu," ujar Longki.

Ia juga optimistis bahwa TdCC II Tahun 2018 sudah akan masuk dalam Union Cyclist Commisoinaire (UCI) Race Point sehingga akan lebih banyak diikuti oleh pebalap-pebalap sepeda profesional kelas dunia. "Tujuan utama kami menggelar TdCC ini adalah mempublikasikan dan mempromosikan potensi pariwisata Sulteng karena daerah ini sangat berpeluang menjadi destinasi wisata unggulan nasional, ujar Longki.

Sekjen Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) atau Indonesian Cyclist Federation (ICF) Jadi Rajagukguk menegaskan kesiapan ICF untuk mendukung Pemprov Sulteng dalam memasukkan TdCC ke dalam UCI Race Point. "TdCC sangat berpotensi untuk masuk UCI Race Point," ujarnya.

TdCC 2017 ini akan diikuti sekitar 120 pebalap yang terbagi dalam 15 tim, 10 tim berasal dari luar negeri yang diperkuat oleh pebalap dari sejumlah negara seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Sri Lanka, Jepang, Korea, Prancis, Belanda dan Australia.

TdCC mengambil rute sepanjang 486,9 kilometer dari Kota Ampana sampai Kota Palu, yang dibagi dalam tiga etape dan berlangsung tanggal 6, 7 dan 8 November 2017.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement