REPUBLIKA.CO.ID, BETHLEHEM -- Bentrok antara warga Palestina dan tentara Israel terjadi di Betlehem menyusul aksi peringatan seabad Deklarasi Balfour, dokumen yang menyatakan berdirinya negara Yahudi dan berdirinya Israel di atas tanah Palestina.
Peserta aksi berjalan dari selatan ke utara kota. Mereka membuat patung penulis deklarasi pendirian negara Yahudi, Arthur Balfour, dan melemparinya dengan sepatu dan membakar salinan naskah deklarasi tersebut, demikian dilansir Maan News, Rabu (1/11).
Berbagai faksi politik Palestina menyeru semua kalangan untuk menggelar aksi peringatan deklarasi yang menyakiti warga Palestina itu. Meski di sisi lain, Inggris justru menyerukan perayaan 100 tahun Deklarasi Balfour.
Tentara Israel sendiri langsung mengambil langkah represif dengan menembakkan gas air mata dan peluru karet ke arah peserta aksi. Satu orang dilaporkan terluka.
Warga Palestina menilai Deklarasi Balfour sebagai pemicu berdirinya Israel di atas tanah mereka. Deklarasi ini dibuat sebelum Inggris mengambil paksa Palestina dari Kerajaan Turki Utsmani. Deklarasi ini tidak dibuka sampai Perang Dunia I pecah pada 1920.
Saat itu Inggris secara resmi mengabulkan mandat terhadap Palestina atas permintaan Liga Bangsa-Bangsa dan malah melanggar kewajibannya 'menghadiahi' bangsa Arab atas kerja sama selama perang dengan mendirikan negara Yahudi. Setelah Perang Dunia II, tentara Inggris meninggalkan Palestina dan menyerahkannya pada oranisasi baru bernama Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Keputusan itu memicu perang antara negara-negara Arab termasuk Palestina dengan warga imigran Yahudi pada 1948. Sebab, pendirian Israel memicu eksodus lebih dari 700 ribu warga Palestina.
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement