REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Mantan Presiden AC Milan Silvio Berlusconi mengaku terpaksa menjual klub tersebut ke Yonghong Li pada bulan April 2017. Hal itu demi mengembalikan kejayaan AC Milan di pentas Serie A Italia dan juga Eropa.
Namun kanyataanya hasilnya hampir tidak membaik meski telah mendatangkan 10 pemain baru sepanjang musim panas ini.
"Hal itu membuat saya sangat menderita, tapi saya tidak bisa terus seperti itu," ujar Berlusconi seperti dikutip dari Football Italia, Jumat (3/11).
Berlusconi mengaku, sejak 30 tahun silam ia selalu menghabiskan uang bensin untuk klub yang dicintainya tersebut. Ia juga menyatakan jika Milan ingin kembali disegani dan selalu berada di puncak di berbagai kompetisi, maka harus rela menghabiskan uang dalam jumlah yang sangat besar. Tidak hanya untuk membeli pemain pada bursa transfer tapi juga gaji para pemain.
"Sebuah keluarga tunggal tidak lagi memiliki daya beli untuk melakukannya setiap tahun. Saya terpaksa menjual Milan, kepada pria Tionghoa yang berjanji akan menghabiskan 250 juta euro untuk membuat tim kuat," keluh Berlusconi.
Selain itu Berlusconi juga mengaku akhir-akhir ini belum pernah menyaksikan langsung anak asuhan Vincenzo Montella di stadion. Namun ketika menonton Milan dari layar kaca, ia merasa tersakiti dengan penampilan klub berjulukan I Rossoneri tersebut. "Saya belum pernah ke stadion baru-baru ini, saat saya menonton Milan di televisi dan itu menyakitkan saya."