Jumat 03 Nov 2017 10:29 WIB

IATA Sebut Pertumbuhan Penerbangan ke Timur Tengah Menurun

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Elba Damhuri
Pesawat Emirates
Foto: AP
Pesawat Emirates

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) menyatakan, pertumbuhan penerbangan internasional di Timur Tengah melambat. Perlamnatan ini disebabkan oleh larangan untuk membawa barang elektronik, termasuk laptop dan gadget lainnya ke dalam kabin pesawat.

Dilansir Reuters, Jumat (3/11), IATA mencatat pertumbuhan penerbangan internasional di Timur Tengah turun 3,7 persen pada September 2017. Pertumbuhan ini merupakan yang paling lambat sejak Februari 2009.

Maskapai penerbangan Emirates dan Etihad juga ikut mendapatkan tekanan akibat terjadinya penurunan perjalanan bisnis regional, dan isu keamanan. Pasar penerbangan Timur Tengah-Amerika Serikat terpukul dengan larangan membawa perangkat elektronik ke kabin pesawat serta berbagai larangan lainnya yang dicetuskan oleh Pemerintah Amerika Serikat.

Menurut data IATA, lalu lintas penerbangan antara wilayah Timur Tengah dan Amerika Serikat telah menurun sejak Agustus lalu. Penurunan tersebut membuat pasar tradisional tidak menunjukkan pertumbuhan year on year dalam delapan bulan pertama di 2017 ini.

Secara keseluruhan pada September 2017, permintaan global untuk perjalanan udara naik 5,7 persen. Pertumbuhan mulai melambat sejak terjadinya badai di Amerika Serikat.

IATA menyatakan, permintaan maskapai penerbangan ke wilayah Amerika Utara naik 3 persen pada September 2017. Ini menunjukkan bahwa lalu lintas penerbangan ke Amerika Serikat terhambat oleh adanya pengamanan tambahan yang diterapkan oleh pemerintah setempat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement