REPUBLIKA.CO.ID, GUIMARAES -- Pelatih Marseille manager Rudi Garcia menyayangkan aksi pemainnya, Patrice Evra, yang melakukan tindakan kekerasan kepada fan tim sendiri jelang laga kontra Vitoria, Jumat (3/11) dini hari WIB. Menurut Garcia, sebagai pemain yang sudah sangat berpengalaman, Evra seharusnya tidak terpancing provokasi.
Pelatih 53 tahun ini mengatakan, sebenarnya ia tak melihat langsung kejadian karena sedang berada di dalam ruang ganti. Namun dari informasi dan tayangan video, Garcia sangat kaget dengan aksi yang dilakukan pemain 36 tahun tersebut.
"Seharusnya, sebagai pemain berpengalaman Evra tak perlu termakan provokasi. Ada cara yang jauh lebih baik ketimbang melakukan kekerasan," kata Garcia dikutip dari Express, Jumat.
Meski demikian, pelatih berpaspor Prancis ini juga tak sepenuhnya menyalahkan Evra. Garcia mempertanyakan sikap suporter Marseille yang datang jauh-jauh ke markas Vitoria di Portugal tapi malah terlibat keributan dengan pemain timnya sendiri.
"Fan Marseille seharusnya tidak menghina pemain yang sedang berjuang demi klub. Saya belum menemukan solusi atas hal ini, saya akan menunggu perkembangannya," kata Garcia.
Evra dan sejumlah pemain Marseille terlibat keributan dengan suporter yang menerobos dari tribun penonton hingga ke sisi lapangan saat laga belum dimulai. Evra kedapatan menendang wajah seorang fan Marseille dalam keributan tersebut. Tak lama, wasit memberikannya kartu merah.
Marseille pun memulai laga dengan kondisi bangku cadangan yang cuma diisi enam orang karena Evra telah diusir sebelum pertandingan dimulai. Pada laga tersebut, klub Ligue 1 Prancis itu kalah dengan skor 0-1 dari tuan rumah.