Jumat 03 Nov 2017 14:19 WIB

Ini Dua Sisi Beda yang Ditemukan Sandiaga Saat Lari Pagi

Rep: Sri Handayani/ Red: Endro Yuwanto
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno lari pagi dari kediamannya di Pulobangkeng 5 menuju lapangan basket Monas pagi ini, Jumat (3/11).
Foto: Republika/Sri Handayani
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno lari pagi dari kediamannya di Pulobangkeng 5 menuju lapangan basket Monas pagi ini, Jumat (3/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengaku menemukan dua sisi Jakarta ketika melakukan inspeksi sembari lari pagi dari kediamannya di Pulobangkeng 5 ke Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Jumat (3/11). Sebagian wilayah tampak siap menghadapi Asian Games 2018, namun sebagian lainnya belum siap.

"Yang siap itu bagian dari penataan kawasan Thamrin ke sini. Yang belum siap yang di daerah nggak jauh dari situ, patahan Thamrin dari Mas Mansyur. Daerah Tanah Abang," kata Sandi di Lapangan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Jumat (3/11).

Dalam perjalanan menuju Monas, Sandiaga sempat melalui kawasan Tanah Abang. Di Jalan Mas Mansyur, ia melihat dengan mata kepala sendiri tumpahnya 300 ribu penumpang yang keluar dari Stasiun Tanah Abang. Padahal, saat itu waktu masih menunjukkan pukul 07.00 WIB. Puncak arus penumpang biasanya terjadi pukul 08.00 WIB.

Sandiaga juga melihat banyak angkot ngetem di sekitar Tanah Abang. Ada beberapa pengemudi ojek tampak melawan arus. Bahkan, ia sempat kena semprot oleh ojek pangkalan di sana. "Mengeluarkan kata-kata inilah. Artiin sendiri. Bukan kurang sopan, tapi penghinaan kepala negara. Kalau dihukum nggak tahu hukumannya apa. Tapi istilahnya lebih galak mereka," kata dia.

Melihat hal itu, Sandiaga mengatakan, para pengemudi ojek pangkalan harus bisa dirangkul oleh Pemprov DKI. Dalam perencanaan kawasan Tanah Abang, ia juga mengundang tiga perusahaan transportasi daring yaitu Gojek, Grab, dan Uber.

Di Jalan Jati, Sandiaga menemukan proyek perbaikan jalan yang turut menyumbang kemacetan. Semuanya terekam dalam big data yang dimiliki Jakarta Smart City.

Keluar dari Tanah Abang, Sandiaga mulai menemukan trotoar-trotoar bertaraf internasional. Walau demikian, masih ada pelanggaran dari pengguna kendaraan bermotor, baik motor maupun mobil.

Menurut Sandi, apa yang ia saksikan sepanjang perjalanan sesuai dengan analisa dari big data analysis Jakarta Smart City. Hasil analisa itu menunjukkan lima besar penyebab kemacetan di Tanah Abang, yaitu pembangunan infrastruktur, angkot ngetem, pedagang kaki lima, kendaraan yang berbalik (melawan) arah, dan parkir liar.

Sandiaga melanjutkan, operasi cabut pentil yang dilakukan Satpol PP untuk menangani parkir liar tidak efektif. Ia menginginkan ada solusi yang lebih baik dan menimbulkan efek jera.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement