Jumat 03 Nov 2017 18:01 WIB

Satu Abad Deklarasi Balfour, Palestina Belum Merdeka!

Rep: Amri Amrullah/ Red: Agus Yulianto
Perjuangan rakyat Palestina melawan penjajahan Israel. (ilustrasi)
Foto: EPA/Abed Al Hashlamoun
Perjuangan rakyat Palestina melawan penjajahan Israel. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antarparlemen (BKSAP) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Rofi Munawar menyesalkan sikap Pemerintah Inggris yang berencana menggelar perayaan 100 tahun deklarasi Balfour. Selain itu, dirinya juga mengecam pernyataan Menteri Luar Negeri Inggris Borish Johnson yang merasa berbangga hati karena Inggris telah ikut serta membentuk negara Zionis Israel.

"Deklarasi Balfour sejatinya merupakan pintu bencana yang paling besar dalam sejarah umat manusia karena telah membuka penderitaan berkepanjangan bagi warga Palestina hingga satu abad lamanya. Mereka tertindas, terbunuh, dan terusir dari tanah airnya sendiri," ujar Rofi dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (2/11).

Legislator asal Jawa Timur ini meminta Pemerintah Indonesia melayangkan nota keberatan terhadap rencana perayaan tersebut kepada Pemerintah Inggris. Jika itu jadi dilakukan, maka sesungguhnya telah melanggar prinsip kemanusiaan dan kehilangan empati terhadap penderitaan Palestina selama ini.

"Alih-alih meminta maaf atas kebijakan buruk yang telah dilakukan dimasa lalu. Ironisnya, Pemerintah Inggris merayakan satu abad tersebut bersama pemimpin Benjamin Netanyahu dalam sebuah pesta yang cukup meriah. Sungguh sangat di luar akal, nalar sehat, dan jauh dari menjungjung nilai-nilai kemanusiaan," ungkapnya.

Rofi mengingatkan komunitas internasional pada umumnya dan Negara-negara berpenduduk Muslim khususnya, bahwa penjajahan yang dilakukan Israel sejak deklarasi Balfour telah menelan jutaan korban jiwa warga Palestina. Bahkan, menurutnya, tidak terhitung kerugian material yang diderita.

Warga Palestina pun terenggut kebebasannya karena masih terkungkung dalam tembok pemisah. Atas dasar itu,ia menegaskan sudah sepantasnya perjuangan kemerdekaan dan Kedaulatan atas Palestina wajib segera diwujudkan.

"Sudah sepantasnya kita malu, karena hingga hari ini Palestina masih belum bisa bernapas secara leluasa di negerinya sendiri. Satu abad ini menjadi bukti bahwa sebagian besar Negara Islam masih tidak berdaya melepaskan Palestina dari cengkraman Israel," ucapnya.

Rofi yang juga sebagai anggota Eksekutif Parliamentarians for Al-Quds yang berkedudukan di Istanbul, meminta Organisasi Konferensi Islam (OKI) harus lebih serius memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Khususnya, di berbagai forum internasional baik secara diplomatik maupun mekanisme lainnya.

DPR RI melalui BKSAP selalu konsisten menyuarakan isu Palestina di pelbagai forum parlemen internasional seperti Inter-Parliamentary Union (IPU), Parliamentary Union of OIC Member States (PUIC) atau parlemen negara-negara OKI, maupun regional seperti Asian Parliamentary Assembly (APA), Asean Inter-Parliamentary Assembly (AIPA), dan Asia Pacific Parliamentary Forum (APPF). Sejumlah langkah kontroversial terus dilakukan oleh Israel jelang satu abad deklarasi Balfour, di antaranya belum lama ini Pemerintah Israel berencana meluncurkan rancangan undang-undang (RUU) Yerusalem Raya.

Selepas itu, serangan Israel ke sebuah terowongan di selatan kota Jalur Gaza pada Senin, 30 Oktober 2017 yang telah mengakibatkan sedikitnya tujuh orang tewas dan sembilan lainnya cedera. Deklarasi Balfour sendiri merupakan sebuah surat yang diterbitkan pada tahun 1917 oleh Menteri Luar Negeri Inggris Arthur Balfour yang juga sebagai pemimpin komunitas Yahudi Inggris waktu itu.

Pada tanggal 2 November 1917, Balfour mengirimkan sebuah surat kepada Walter Rothschild, anak kedua dari Baron Rothschild. Dalam surat tersebut, Balfour menyatakan pemerintah Inggris secara resmi mendukung gagasan untuk menciptakan sebuah negara Yahudi di wilayah Palestina.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement