Jumat 03 Nov 2017 18:14 WIB

Akbar Tandjung: Setnov Pengaruhi Penurunan Citra Golkar

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bayu Hermawan
Politisi Senior Partai Golkar Akbar Tanjung
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Politisi Senior Partai Golkar Akbar Tanjung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tanjung menilai langkah Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto yang melaporkan pembuat meme ke kepolisian dapat merusak citra positif Partai Golkar. Akbar juga khawatir elektabilitas Golkar terus menurun.

"Kalau citra saya kira tentu akan berpengaruh sekarang saja citra masyarakat terhadap Novanto akan terbentuk. Dan citra itu akan berdampak kepada Golkar," kata Akbar di Kompleks Istana Presiden, Jakarta,Jumat (3/11).

Ia pun mengkhawatirkan citra Partai Golkar yang menurun. Akbar mengaku prihatin terhadap penurunan opini publik terhadap Golkar akhir-akhir ini. "Nah kami warga Golkar pernah memimpin Golkar bahkan pernah menangkan Golkar tentu sangat prihatin, dan sedih penurunan opinipublik kepada Golkar akhir-akhir ini," ujarnya.

Menurutnya, berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga menunjukan elektabilitas terhadap Golkar terus menurun. Ia khawatir, jika hal ini terus terjadi maka Golkar tak bisa melewati ambang batas parlemen.

"Kalau tren terus turun yang saya takutkan, 6 sekian, 5 sekian, 4 sekian, 3 sekian, dan kalau sampai 3 sekian itu artinya tidak melewati batas parlementary threshold. Berarti kita tidak punya wakil. Itu yang sayatakutkan. Mudah-mudahan tidak," tegasnya.

Politikus senior Partai Golkar ini pun menilai perlu dilakukan perubahan dan perbaikan di tubuh partai berlambang pohon beringinitu. Evaluasi dan perbaikan penting dilakukan untuk meningkatkan citra partai serta memperbaiki opini publik.

"Sementara politik sangat dipengaruhi opini citra, citra itu berbanding lurus dengan keterpilihan. Kalau citranya baik keterpilihan akan tinggi, tapi kalau citranya turun keterpilihan akan turun," ujar Akbar.

Perubahan di dalam internal partai, Akbar melanjutkan bisa dilakukan melalui berbagai cara. Salah satunya, dengan mengganti posisiKetua Umum Partai Golkar.

"Perubahan itu artinya bisa macam-macam, salahsatunya bisa itu (perubahan ketum). Tapi saya tidak mengatakan eksplisit itu.Perubahan bisa berbagai arah," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement