REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah penduduk terpapar bahaya sedang-tinggi banjir sebanyak 63,7 juta jiwa. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, risiko banjir akan meningkat ketika memasuki musim penghujan.
Di Indonesia, kata dia, terdapat 63,7 juta jiwa atau 26,8 persen dari penduduk nasional yang terpapar langsung oleh bahaya banjir sedang-tinggi. "Sebanyak 50,8 juta jiwa penduduk terpapar bahaya banjir kelas tinggi dan 12,9 juta jiwa penduduk terpapar bahaya banjir kelas sedang," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (3/11).
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), dari 50,8 juta jiwa penduduk terpapar bahaya banjir kelas tinggi, sebanyak 25,5 juta jiwa laki-laki dan 25,3 juta jiwa perempuan. Sementara 12,9 juta jiwa penduduk terpapar bahaya banjir kelas sedang, sebanyak 6,5 juta jiwa diantaranya adalah laki-laki dan 6,4 juta jiwa perempuan.
Ia berkata, daerah yang sebelumnya jarang banjir besar, saat ini makin rentan banjir akibat meningkatnya hujan ekstrem, meningkatnya alih fungsi lahan, kerusakan daerah aliran sungai (DAS), kerusakan lingkungan, berkembangnya permukiman di dataran banjir, dan lainnya. Tiga provinsi terbanyak yaitu Jawa Timur (Jatim), Jawa Tengah (Jateng), dan Jawa Barat (Jabar). Adapun kawasan yang perlu mendapat perhatian dari banjir yaitu Aceh; Kota Medan, Sumatra Utara; Kawasan Riau; Jambi; Banten; Jakarta ; Jabar; Jateng; Jatim; dan Sulawesi.
"Risiko banjir akan meningkat ketika memasuki musim penghujan," ujarnya.