REPUBLIKA.CO.ID, KULONPROGO -- Pemerintah Kabupaten Kulonprogo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, mengakui kekurangan sumber daya manusia sektor pariwisata.
"SDM kami masih kekurangan, sangat lemah terutama penyiapan penerimaan tamu, pelayanan atau pariwisata, kami harus ekstra," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kuloprogo Krissutanto di Kulonprogo, Jumat.
Kekurangan kualifikasi bahasa juga menjadi kendala yang dihadapi SDM pariwisata Kulonprogo di tengah upaya mendatangkan wisatawan mancanegara. "Maka kami kerja sama dengan 'Bule Mengajar' untuk mengadakan kegiatan di kantor. Kami juga mengarah ke pesertifikasian," katanya.
Kulonprogo menargerkan kunjungan wisatawan bisa menembus angka 300 ribu orang pada tahun ini. Kunjungan wisatawan pada 2016 mencapai 111 ribu orang.
Untuk 2018 mendatang, Kris mengaku belum berani menyebut angkanya bisa menembus 400 ribu orang lantara ada dua pantai di Kulonprogo yang terkena dampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA).
"Tahun 2017 ini ada proses bandara baru jadi banyak yang ke sini. Tapi untuk 2018, dua pantai kami kena dampak pembangunan bandara sehingga kami belum berani 400 ribuan," ujarnya.
Kendati demikian, sejumlah agenda seperti pertunjukan udara (airshow), Festival Budaya Menoreh dan lomba lari marathon sudah pasti akan jadi agenda rutin tahun depan untuk menggaet kunjungan wisatawan.