REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro, mengapresiasi proyek pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB). Bandara tersebut dinilai bisa menjadi contoh pembangunan bandara di Indonesia.
"(BIJB) semoga bisa menjadi modelpengelolaan dan pembangunan bandara yang alternatif di Indonesia," kata Bambang, saat melakukan kunjungan kerja ke proyek BIJB, di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jumat (3/11).
Bambang mengapresiasi langkah PTBIJB yang sudah melakukan perencanaan, pendanaan sampai pembangunan BIJB yang kini sudah lebih dari 60 persen. Dia pun memuji skema Pembiayaan Investasi NonAnggaran Pemerintah (PINA) dalam pembangunan BIJB.
"Kami dari Bappenas ingin lihatsalah satu proyek yang bisa menjadi model pengembangan pembiayaan investasi nonanggaran," tutur Bambang.
Bambang menjelaskan, mayoritas bandara di Indonesia adalah masih milik TNI AU. Sedangkan, pengelolanya adalah BUMN ataupun Kementerian Perhubungan, dan fungsi bandaranya dikomersilkan. "Itu pola bandara di Indonesia kebanyakan,"terang Bambang.
Bambang menilai, Pemprov Jabar yang menginisiasi membentuk BUMD Jabar lewat PT BIJB bisa menjadi model baru pengelolaan bandara. Pasalnya, BIJB tidak ketergantungan pada pembiayaan uang negara.
Sementara itu, kehadiran Bambang dan rombongannya ke BIJB disambut langsung Direktur PT BIJB, Virda Dimas Eka Putra beserta jajaran direksi. Rombongan langsung mendengarkan pemaparan dari Virda tentang proyek bandara senilai Rp 2,6 triliun itu.
Virda mengatakan, per 30 Oktober 2017, kemajuan pengerjaan bandara yang memakan lahan 1.800 hektare itu sudah mencapai 66,5 persen. Pengerjaan konstruksi bandara yang nantinya akan memiliki tiga runway tersebut dilakukan dalam tiga paket, yang dikerjakan tiga kontraktor untuk sisi daratnya.
Paket pertama meliputi pembangunan infrastruktur yang dikerjakan oleh PT Adhi Karya Tbk dengan capaian 97,74 persen. Adapun, lingkup pekerjaan infrastruktur itu meliputi jalan, drainase, lansekap parkir dan ramp simpang susun. "Paket ini akan rampung pada akhir November 2017," ujar Virda.
Untuk paket kedua, meliputi pembangunan gedung terminal penumpang yang dikerjakan oleh PT Wijaya Karya (Wika) dan PT Pembangunan Perumahan. Adapun, lingkup yang dikerjakan pengembang yakni berupa interior, atap utama, electrical and plumbing, atap boarding lounge, bird eye view, dan arsitektur kom ACP.
"Capaian pekerjaannya sudah mencapai 52,58 persen," tutur Virda.
Sedangkan, paket ketiga meliputi pembangunan gedung operasional yang dikerjakan PT Waskita Karya, dan kini sudah 90,33 persen. PT Waskita diberi tanggung jawab untuk mengerjakan sarana penunjang operasional bandara berupa incenerator, meteorologi, ground watertank, jalan kawasan, sub station, dan perangkat keamanan kebakaran bandara.
"Untuk kesiapan runway sepanjang 2.500 meter, yang nantinya akan di-push sampai 3.500 meter, yang dilakukan dari Kementrian Perhubungan, sudah mencapai 90 persen," kata Virda.