REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muslim milenial akan menjadi salah satu faktor berpengaruh dalam pertumbuhan wisata halal dengan potensi pasar hingga 100 miliar dolar AS pada 2025. Pengaruh teknologi dan keinginan merasakan pengalaman baru mendorong mereka untuk bepergian dibanding sakadar memiliki barang.
Laporan terbaru dari "Mastercard-HalalTrip Muslim Millenial Travel Report 2017 (MMTR2017)" memprediksi, total pengeluaran dari wisatawan Muslim milenial akan mencapai lebih dari 100 miliar dolar AS pada 2025. Secara keseluruhan segmen wisata Muslim diperkirakan akan mencapai 300 miliar dolar AS pada 2026.
CEO Crescent Rating & Halal Trip Fazal Bahardeen mengatakan, tidak ada keraguan bahwa semua pihak di sektor pariwisata harus lebih memerhatikan pasar wisatawan Muslim milenial. Sebab, segmen inilah yang akan banyak mengeluarkan uang untuk wisata termasuk membeli tiket pesawat dan memesan hotel.
Pertumbuhan pasar Muslim muda yang semakin makmur menunjukkan potensi sangat besar bagi penyedia produk dan layanan ramah Muslim di level internasional. Wisata bagi generasi Muslim muda berkembang pesat seiring pendapatan yang lebih besar.
Baca Juga: Potensi Wisata Halal Global
Meningkatnya pengaruh teknologi serta keinginan untuk berwisata keliling dunia merupakan beberapa faktor pendorong pertumbuhan pasar wisatawan muda mudi Muslim. ''Mereka mencari pengalaman yang lebih eksotis dengan destinasi yang lebih jauh dibanding orang tua mereka,'' ungkap Fazal melalui keterangan tertulis, Kamis (2/11).
Vice President, Core & Digital Products, Indonesia, Malaysia & Brunei Division Mastercard Aisha Islam menyatakan, nilai-nilai yang dipegang oleh kaum milenial semakin bergeser dari hanya ingin memiliki barang menjadi ingin mendapatkan pengalaman dengan melakukan perjalanan. Bagi para Muslim milenial, perjalanan lebih dari sekedar liburan, namun juga sebagai sebuah kesempatan untuk mengembangkan diri mereka. Perjalanan juga membuat hubungan mereka dengan keluarga serta teman lebih erat.
''Seiring dengan pasar Muslim milenial yang terus berkembang, tidak dapat dipungkiri bahwa mereka akan menjadi pendorong utama bagi pertumbuhan industri perjalanan,'' ungkap Aisha.
Penyedia layanan yang ingin masuk ke dalam segmen ini perlu memahami hubungan Muslim milenial dengan nilai-nilai yang mereka pegang seperti keotentikan, keterjangkauan, dan aksesibilitas, serta pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar ats keyakinan yang mereka anut.
Dengan jumlah sekitar satu miliar jiwa dan mewakili 60 persen populasi di negara-negara mayoritas Muslim, generasi Muslim muda di bawah usai 30 tahun merupakan potensi tersendiri. Pada tahun 2030, 29 persen dari populasi global yang berusia 15-29 tahun merupakan Muslim.