REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menginginkan Indonesia sebagai salah satu anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dapat terus menindaklanjuti rekonsiliasi antara kubu Hamas dan Fatah untuk menuju kemerdekaan Palestina.
"Tindaklanjuti rekonsiliasi Hamas-Fatah agar tetap bertahan mengingat rekonsiliasi-rekonsiliasi sebelumnya mengalami kegagalan. Perlu juga didorong dukungan internasional untuk terus meningkatkan status keanggotaan Palestina di PBB," kata Ketua Bidang Pembinaan dan Pengembangan Luar Negeri (BPPLN) DPP PKS, Sukamta, dalam rilis di Jakarta, Jumat (3/11).
Sukamta mengingatkan bahwa Palestina hingga saat ini masih belum bisa merdeka dari okupansi atau pendudukan yang dilakukan Israel antara lain karena faktor internal dan eksternal. Anggota Komisi I DPR itu berpendapat, salah satu faktor internal itu adalah ketidaksolidan Palestina.
"Namun perkembangan kondisi internal Palestina hari ini cukup signifikan dengan ditandatanganinya rekonsiliasi antara Hamas dengan Fatah yang selama satu dekade berseteru," papar Sukamta.
Untuk itu, ujar dia, Indonesia juga diharapkan dapat menularkan pengalamannya dalam mencapai kemerdekaan dengan dua jalur, yaitu jalur perjuangan senjata sekaligus jalur diplomasi. Sukamta melanjutkan, dengan perjuangan senjata sekaligus perjuangan melalui diplomasi seperti itu, juga dengan soliditas Palestina dengan dukungan penuh internasional jalan terang menuju Palestina merdeka bukanlah mimpi.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia mendorong momentum kesepakatan damai antara dua kelompok Palestina yang telah lama berseteru, Hamas dan Fatah dapat dimanfaatkan untuk memperkuat upaya perjuangan menuju kemerdekaan Palestina.
"Tentu kami menyambut baik langkah kesepakatan damai antara Hamas dan Fatah. Itu merupakan salah satu posisi Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Kita mendorong rekonsiliasi Hamas dan Fatah agar Palestina sendiri bersatu dalam upaya menuju kemerdekaan," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir di Jakarta, Rabu (18/10).
Menurut Arrmanatha, kesepakatan damai antara Hamas dan Fatah juga akan dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memberikan lebih banyak bantuan pembangunan bagi Palestina, terutama di wilayah Gaza.