REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – PT Safina Tour & Travel kembali dipercaya oleh Sekolah Islam Terpadu (SIT) Insantama Bogor untuk memberangkatkan siswanya dalam rangka program Latihan Kepemimpinan dan Maajemen tingkat Akhir (LKMA) “Go To Abroad”. Kali ini Safina Tour & Travel (Safina Travel) mendapat kepercayaan dari SIT Insantama untuk memberangkatkan siswa kelas 12 Insantama melaksanakan LKMA ke Turki.
Sebelumnya, Safina Travel dipercaya oleh SIT Insantama untuk memberangkatkan siswanya melaksanakan program LKMA “Go To Abroad” ke Jepang dan Australia. Kegiatan tersebut diadakan setiap tahun, dan diikuti oleh siswa kelas 12.
“Alhamdulillah, Safina Travel dipercaya oleh Sekolah Insantama untuk memberangkatkan para siswa kelas 12 melaksanakan program LKMA “Exploring Turkiye,” kata Managing Director Safina Tour Salim Bahanan kepada Republika.co.id, Senin (30/10).
Acara pelepasan LKMA Kelas 12 ke Turki digelar di Auditorium Sekolah Islam Terpadu (SIT) Insantama Bogor, Sabtu (28/10). Para peserta berangkat ke Turki menggunakan Turkish Airline pada Senin (30/10) malam dan tiba di Istanbul, ibukota Turki, Selasa (31/10) pagi.
Pada acara pelepasan peserta LKMA itu, Salim menyampaikan tentang persiapan program LKMA “Exploring Turkiye” dan penjelasan mengenai kondisi-kondisi terkait dengan negara Turki sebagai lokasi yang telah ditentukan sebagai destinasi untuk program LKMA.
“Ini adalah rombongan besar pertama yang berupa siswa SMA dari Indonesia. Juga rombongan siswa SMA pertama yang melakukan kegiatan unik seperti LKMA ini: datang, studi, presentasi dan observasi lalu kembali dan mengolah hasilnya menjadi studi komparasi kepemimpinan dan manajemen pembangunan Turki – Indonesia,” papar Salim Bahanan.
Ketua Yayasan Insantama Cendekia Muhammad Ismail Yusanto mengemukakan, LKMA ke Turki merupakan LKMA yang spesial karena destinasi yang dikunjungi adalah tempat yang spesial. “Mulai dari sisi keindahan, historis, dan keilmuan, Turki merupakan negara yang spesial untuk menjadi tempat berlatih kepemimpinan dan manajemen,” ujarnya.
Khususnya dari sisi historis, di tempat inilah Muhammad Al-Fatih muda telah mencatatkan namanya dalam sejarah penaklukkan kota Konstantinopel. “Beliau juga menyampaikan tentang pemuda-pemuda yang umurnya masih beliau namun sudah berkiprah dalam pergerakan di Indonesia. Jadi, kalian tak perlu membawa pulang oleh-oleh gantungan kunci, tapi bawalah pulang spirit perjuangan Muhammad al Fatih!” ujar Ismail Yusanto.
Delegasi LKMA “Go To Abroad” SMA Insantama terdiri dari 89 siswa. Mereka didampingi 10 pembimbing.
Direktur Coaching Students Insantama yang juga Chief of Delegation LKMA ke Turki, Muhammad Karebet Widjajakusuma mengatakan, LKMA “Go To Abroad” ke Turki itu berlangsung hingga 6 November 2017. Kota-kota yang dituju adalah Istanbul dan Ankara.
Karena ini adalah studi kepemimpinan dan manajemen pembangunan, maka tempat yg didatangi adalah pusat-pusat unggulan Turki yang direpresentasikan oleh institusi pendidikan, sosial budaya dan sains. Di antaranya adalah Istanbul Teknik Universitesi, Fatih Sultan Mehmet Universitesi, Ghazi Teknopark, dan Recep Thayyip Erdogan Imam Hatip School.
"Termasuk kunjungan ke KJRI di Istanbul dan KBRI Ankara untuk melapor, presentasi, diskusi sekaligus mengkonfirmasi apa-apa yg sudah didapatkan, serta mendapatkan wejangan motivaksi (motivasi dan aksi) dari Bapak Konsul Jenderal Herry Sudrajat dan Dubes RI di Turki,” ujar Karebet kepada Republika.co.id, Kamis (2/11).
Karebet menambahkan, “Kegiatannya adalah kunjungan observasi, studi tematik, presentasi siswa kepada mereka yang dikunjungi dalam kombinasi bahasa Arab, Inggris dan Turki, serta face to face interview warga Turki di beberapa tempat yang representatif.”
Sebelumnya, pada Ahad (8/10), Sekolah Insantama mengundang novelis Habiburrahman El Shirazy untuk mengupas novel Api Tauhid. Novel yang ditulis oleh Kang Abik – panggilan karib Habiburrahman El Shirazy -- dan diterbitkan oleh Republika Penerbit itu mengisahkan tentang Said Nursi, tokoh ulama dan mujahid asal Turki.
“Melalui bedah novel Api Tauhid ini kami ingin memotivasi dan membekali delelagi LKMA 2017 tentang sejarah Turki. Hal ini sangat penting, agar para siswa dapat melaksanakan LKMA di Turki dengan sebaik mungkin,” kata Ketua Panitia Pelaksana bedah buku Muhammad Fikruddin Aslam.