Sabtu 04 Nov 2017 11:34 WIB

TGPF Kasus Novel, Kompolnas: Kami Belajar dari Kasus Munir

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Bilal Ramadhan
Novel Baswedan
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Novel Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menilai dalam pengungkapan kasus penyerangan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, sebaiknya mempercayakan pada proses teknis yang dilakukan kepolisian. Pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta nantinya juga akan bermuara lagi pada kepolisian sebagai penyidik.

"Kita membutuhkan peran serta semua pihak semua pihak untuk mengungkap kasus ini. Saya pribadi belajar pada kasus Munir, dulu ada TPF Munir tapi ujung-ujungnya dikasih ke polisi juga," ujar Komisioner Kompolnas Poengky Indarti dalam sebuah diskusi di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (4/10).

Menurut Poengky, kepolisian menghadapi kesulitan dalam kasus ini karena belum terciptanya kerja sama dengan semua pihak. Terlebih lagi, dari pihak Novel Baswedan sendiri sebagai korban penyerangan tersebut belum membuka diri sepenuhnya pada kepolisian.

"Dulu Pak Novel menyebut ada indikasi jenderal terlibat, tapi Novel juga tidak berbicara," kata Poengky.

Kendati demikian, Poengky tidak menampik jika ada kemungkinan Novel bersikap demikian lantaran adanya rasa tidak percaya pada kepolisian. "Tapi polisi itu kan penyelidikan berdasarkan KUHAP, di BAP," kata dia. Sehingga, keterangan sekecil apapun dapat membantu kepolisian dalam mengungkap penyerangan tersebut.

Dalam hal ini, Poengky memastikan Kompolnas juga akan memantau kinerja kepolisian secara terus menerus dan profesional dalam mengungkap kasus ini. Kompolnas juga akan mengungkapkan pada publik apabila terdapat perkembangan terkait penyerangan Novel Baswedan.

"Ada hal yang bisa dibuka publik ada yang tidak, kami sampaikan berkal," kata dia.

Kasus Novel saat ini berada dalam penanganan Polda Metro Jaya. Hingga kini bukti-bukti yang diperoleh polisi masih belum bisa menunjukkan titik terang pelaku penyiraman Novel. Meskipun, salah satu sketsa wajah terduga pelaku telah dibuat. Sedangkan satu sketsa lainnya masih dalam tahap penyelesaian.

Novel Baswedan mengalami penyerangan berupa penyiraman air keras berjenis Asam Sulfat atau H2SO4 pada Selasa (11/4). Sampai saat ini, pria yang menangani kasus megakorupsi KTP-El itu pun kini menjalani perawatan intensif di Singapura untuk menyembuhkan penglihatannya imbas penyerangan itu.a

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement