Sabtu 04 Nov 2017 12:52 WIB

Dahnil: Lamanya Penanganan Kasus Novel Berkaitan dengan KPK

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Bilal Ramadhan
Novel Baswedan
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Novel Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menilai, lamanya pengungkapan kasus penyerangan Novel Baswedan berkaitan dengan sejumlah kasus yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Menurut Dahnil, lamanya pengungkapan kasus penyerangan Novel ini bukanlah permasalahan teknis semata. Dahnil merinci, setiap kali Novel terlibat suatu pengungkapan korupsi, maka akan ada pihak-pihak yang berusaha mengangkat kembali kasus-kasus lama Novel.

"Ketika Novel mengusut kasus besar, maka serangan terhadap Novel pasti ramai. Kriminalisasi pimpinan KPK ramai. Contohnya kasus Novel di Bengkulu (saat Novel masih anggota Polri) dinaikan lagi," kata dia.

Salah satu kasus lain yang disoroti Dahnil belakangan ini adalah kasus perusakan alat bukti oleh dua penyidik KPK. "Ini berkaitan dengan penyerangan Novel Baswedan," ujar Dahnil di Menteng Jakarta Pusat, Sabtu (4/11). Dua penyidik KPK, Ajun Komisaris Besar Roland Ronaldy dan Komisaris Harun, dikembalikan ke kepolisian pada 13 Oktober lalu.

Keduanya diduga memanipulasi barang bukti penyidikan kasus suap uji materi impor daging sapi dengan terpidana tujuh tahun, Basuki Hariman. Dahnil menduga ada benang merah dalam kasus tersebut yang juga berkaitan dengan Novel karena Novel juga mengungkap kasus yang melibatkan para petinggi negara tersebut.

Dahnil menambahkan, penyerangan terhadap Novel adalah suatu bentuk teror yang dilakukan oleh para koruptor. Menurutnya, dengan mengungkapkan kasus penyerangan ini, maka akan terbuka kasus-kasus korupsi dan dalangnya yang selama ini masih misteri.

"Kasus Novel ini kotak pandora, pelaku ditangkap, akan ada banyak yang terungkap, makanya kami minta TGPF. Ada persekongkolan paripurna di sini," kata Dahnil.

Kasus Novel saat ini berada dalam penanganan Polda Metro Jaya. Hingga kini bukti-bukti yang diperoleh polisi masih belum bisa menunjukkan titik terang pelaku penyiraman Novel. Meskipun, salah satu sketsa wajah terduga pelaku telah dibuat. Sedangkan satu sketsa lainnya masih dalam tahap penyelesaian.

Novel Baswedan mengalami penyerangan berupa penyiraman air keras berjenis Asam Sulfat atau H2SO4 pada Selasa (11/4). Sampai saat ini, pria yang menangani kasus megakorupsi KTP-el itu pun kini menjalani perawatan intensif di Singapura untuk menyembuhkan penglihatannya imbas penyerangan itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement