REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus menjalankan program BBM Satu Harga untuk mewujudkan energi berkeadilan bagi masyarakat di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Sabtu (4/11) giliran Kecamatan Nusa Penida di Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali, yang menjadi titik ke-27 dari program BBM Satu Harga.
Peresemian SPBU Kompak di pulau terluar Bali tersebut dilakukan oleh anggota Komite BPH Migas M. Ibnu Rizal, M. Lobo Balia, dan Ahmad Rizal bersama Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (Migas) Direktorat Jenderal Migas Harya Adityawarman, GM Pertamina MOR V Herman M Zaini, dan Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta.
Ibnu mengatakan bahwa BBM Satu Harga adalah sebuah kebutuhan yang tidak tergantikan. "BBM Satu Harga ini adalah suatu keniscayaan, suatu kebutuhan. Beberapa tahun yang lalu di daerah 3T bukan cuma harganya mahal, tapi nggak ada barangnya. Itu yang jadi persoalan. Kalo sekarang, di penyalur itu harganya sama di luar penyalur atau di pengecer mungkin harganya berbeda. Nah itu yang harus kita atur mekanismenya, tapi paling tidak barangnya ada. Itu akan secara bertahap kita perbaiki," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Ahad (5/11).
Beroperasinya BBM Satu Harga di Nusa Penida l, menurut Harya, tidak lain karena daerah ini merupakan pulau terdepan, sesuai dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 6 Tahun 2017 tentang Penetapan Pulau-Pulau Kecil Terluar. "Kalau daerah Nusa Penida ini adalah daerah terdepan di Keppres, sehingga terpilih untuk kita menempatkan BBM Satu Harga di Nusa Penida ini," kata Harya.
Dengan diresmikannya SPBU Kompak ini, masyarakat Nusa Penida kini mendapatkan tambahan pasokan BBM dengan jarak yang lebih dekat, yakni hanya 150 meter dari Pelabuhan Nusa Penida. Sebelumnya, 2 SPBU lain telah beroperasi namun berjarak sekitar 6 dan 15 kilometer dari pelabuhan.
Tentunya hal tersebut akan meringankan beban masyarakat yang selama ini kesulitan dalam membeli BBM. Pemerintah Kabupaten Klungkung pun yakin bahwa SPBU Kompak akan mendukung perkembangan sektor pariwisata sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Nusa Penida.
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement