REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi yang dihasilkan oleh UNICEF menyebutkan bahwa anak usia 3 dan 4 tahun di 74 negara atau sekitar 40 juta anak tidak mendapatkan kesempatan bermain dengan ayah mereka. Padahal, bermain di usia tersebut merupakan sebuah aktivitas pembelajaran awal bagi anak.
Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Sukiman mengungkapkan pentingnya peran ayah dalam pengasuhan dan pendidikan anak. Sebelumnya, peran ayah dalam keluarga hanya sebagai pencari nafkah dan pelindung keluarga.
Keterlibatan ayah dalam pengasuhan sering hanya dianggap sebatas pendukung ibu, padahal peran ayah dalam melakukan pengasuhan juga sama pentingnya dengan ibu. Dukungan ayah penting dalam membentuk karakter psikologi dan prestasi anak di sekolah.
"Ayah punya karakter secara umum yang berbeda dengan ibu, banyak ungkapan anak yang ingin ayahnya berdedikasi dalam membina keluarga," kata Sukiman di Gedung Kemendikbud, Jakarta Pusat, saat kegiatan Jalan Gembira Peringatan Hari Ayah Nasional, Ahad (5/11).
Sukiman mengungkapkan peran ayah selama ini dinilai agak kurang, padahal anak perlu pengawalan ayah untuk melindungi dari kerasnya lingkungan. Peran ayah tidak bisa sepenuhnya digantikan ibu. Menurutnya, ayah harus hadir dalam pendidikan anak. "Ini pentingnya peran ayah. Selama ini peran ayah sekadar pencari nafkah," ujar dia.
Sukiman mengungkapkan salah satu program dari Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga adalah kolaborasi positif antara keluarga dan sekolah. Ia mendorong perlunya komunikasi dan pertemuan antara orang tua dan guru. Diharapkan, ayah bisa hadir dalam komunikasi dan pertemuan-pertemuan semacam ini.
Para penggiat menilai kebutuhan peran ayah dalam pengasuhan anak sudah masuk kategori darurat. Sejak 2006 lalu, Hari Ayah di Indonesia sebenarnya sudah diperingati tiap tanggal 12 November. Waktu itu, kaum ibu yang tergabung dalam Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP) menggelar deklarasi Hari Ayah di Pendopo Gede Balaikota Solo.
Meski sudah dirayakan sejak 11 tahun silam, popularitas Hari Ayah memang masih di bawah Hari Ibu yang diperingati tiap 22 Desember. Konsorsium Gerakan Ayah Hebat Indonesia didukung UNICEF dan Kemendikbud mendesak ditetapkannya Hari Ayah Nasional oleh pemerintah. "Pentingnya peran ayah sudah layak dihargai," tegas Sukiman.