Ahad 05 Nov 2017 14:54 WIB

CEO Bukalapak: Saingan Kami Banyak Uang, Kami Lebih Efisien

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Endro Yuwanto
CEO Bukalapak, Ahmad Zaky
Foto: Mgrol71
CEO Bukalapak, Ahmad Zaky

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Marketplace lokal, Bukalapak, saat awal tumbuh berperang melawan saingan di saat Eropa memasuki pasar online Indonesia. Sejak 2012 CEO Bukalapak Achmad Zaky tak kenal menyerah atas saingan yang banyak menyuntikkan subsidi ke sejumlah start-up baru di Indonesia.

"Awalnya membuat saya kecil hati. Saya pikir Bukalapak akan mati karena uang yang mereka miliki sangat besar," kata Zaky tentang saingan yang tidak disebutkan namanya di TechAsia Jakarta 2017, pada Kamis (2/11) lalu.

Namun hingga saat ini pasar consumer-to-consumer (C2C) muncul "lebih besar" karena pesaingnya bergulat dengan perang subsidi yang mahal. "Subsidi tidak bekerja. Mereka bangkrut dari perusahaan," ungkap Zaky.

Sampai hari ini, Zaky mengatakan, Bukalapak belum memainkan permainan subsidi, tidak seperti pesaing yang menggunakannya dengan jumlah banyak sekitar 50 kali lebih banyak dari Bukalapak.

Bukalapak berpacu dengan pasar lain, seperti Shopee dan Lazada serta Tokopedia yang didukung pemain raksasa asal Cina, Alibaba, di Indonesia. "Sebenarnya saya cukup senang mereka memberikan subsidi. Ketika subsidi datang, saya meminta penjual saya untuk mendapatkan produk dari orang-orang itu karena harganya lebih murah, lalu menjualnya di platform kami dengan harga normal," ujar dia menyindir.

Namun, menurut Zaky, subsidi hanya menghasilkan pertumbuhan "jangka pendek". Jika ingin mencapai pertumbuhan yang sehat, sambung dia, perusahaan harus berfokus untuk memberikan pengalaman pelanggan yang berbeda, mengembangkan produk, dan membangun tim yang kuat.

Zaky percaya Bukalapak telah membangun budaya teknik kuat yang didorong oleh data dan return. Ia menambahkan start-up harus menjaga pengeluaran yang rendah. Itulah yang dilakukan Bukalapak untuk menjadi pasar C2C yang paling efisien di Indonesia. "Fokus pada hal-hal mendasar dan keajaiban akan terjadi. Lalu perusahaan akan tumbuh. Percayalah," ujarnya.

Saat ini, Indonesia adalah salah satu pasar terbesar online dengan dua juta penjual usaha kecil dan menengah (UKM) dan lima juta pengguna harian unik, 1 miliar dolar AS dalam volume barang, dengan pendapatan puluhan juta dolar AS setahun.

Misi Bukalapak adalah memberi nilai kepada UKM. Menurut Zacky, banyak UKM yang merasa susah menghasilkan uang secara offline karena biayanya sangat tinggi. Bukalapak hadir membantu pemain kecil menjadi kompetitif melawan mal melalui internet.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement