REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno masih enggan mengungkap solusi yang akan diterapkan untuk penataan di kawasan Tanah Abang. Dia hanya menjanjikan akan menerapkan kebijakan yang berbeda dari sebelumnya. "Penasaran ya," katanya di Jakarta Selatan, Ahad (5/11).
Dalam acara Musyawarah Komando Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar) di kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Sandi ingin melibatkan Bang Japar dalam penataan di kawasan Tanah Abang. Bang Japar, kata dia, bisa terlibat dalam mengadvokasi para pedagang kaki lima (PKL) di sana.
"Nanti Bang Japar bisa juga bersinergi untuk kondusifkan kegiatan ekonomi di Tanah Abang terus bergerak, dan kesemrawutan itu bisa terbantukan dengan advokasi, para PKL bisa dilakukan pelatihan-pelatihan," ujar dia.
Sandiaga sebelumnya mengatakan ada rencana jangka panjang dan pendek untuk menyelesaikan sengkarut PKL di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Sandi memastikan solusi jangka pendek akan diumumkan pada Jumat (3/11). Namun, rencana itu diurungkannya sendiri.
Menurutnya, penataan kawasan Tanah Abang harus berbasis data. Berdasarkan data yang dimiliki smart city, kata Sandi, banyak keluhan berkaitan dengan perbaikan jalan yang mengakibatkan kemacetan. Dia mengaku memerintahkan jajarannya memberikan finalisasi penataan sebagai upaya jangka pendek maupun jangka panjang.
PT KAI, lanjut Sandi, sudah menyiapkan konsep (transit oriented development) TOD. Namun, Sandi berharap PT KAI juga berintegrasi dengan seluruh pihak. Sebab, di Tanah Abang ada PD Pasar Jaya dan Transjakarta berada dalam satu kawasan. Sandi ingin, beberapa moda transportasi yang ada di sana harus disatukan.
Dia menambahkan, banyak usulan untuk memperbaiki kesemrawutan di Tanah Abang. Sandi mengatakan, ada yang mengusulkan meminjam lahan PT KAI untuk bisa digunakan sebagai lahan parkir, merevitalisasi Blok G dan beberapa usulan lain. Termasuk wacana akan dibuat skybridge yang digagas di era kepemimpinan sebelumnya.