Senin 06 Nov 2017 00:14 WIB

Tur Asia, Trump Tegaskan AS tak Bisa Dilawan

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Budi Raharjo
Polisi Korea Selatan mengamankan seorang mahasiswa yang berunjuk rasa menolak kunjungan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke negara itu di depan Majelis Nasional di Seoul, Korea Selatan, Jumat (3/11). Trump akan mengunjungi Korea Selatan pada Selasa (7/11) dan Rabu (8/11).
Foto: EPA-EFE/Yang Ji-woong
Polisi Korea Selatan mengamankan seorang mahasiswa yang berunjuk rasa menolak kunjungan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke negara itu di depan Majelis Nasional di Seoul, Korea Selatan, Jumat (3/11). Trump akan mengunjungi Korea Selatan pada Selasa (7/11) dan Rabu (8/11).

REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO -- Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa tidak ada negara yang meremehkan keputusan Amerika, saat ia tiba di Jepang pada awal tur maraton Asia. Menyebutkan tentara AS di pangkalan udara Yokota dekat Tokyo, dia berjanji untuk memastikan militer memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk menjaga perdamaian dan mempertahankan kebebasan, dilansir dari laman BBC, Ahad (4/11).

Kunjungan Trump terjadi di tengah meningkatnya ketegangan dengan Korea Utara mengenai program nuklir dan uji coba rudalnya. Ini akan menjadi tur terpanjang di Asia oleh seorang presiden AS selama 25 tahun ini. "Tidak ada seorangpun, tidak ada diktator, tidak ada rezim yang dapat meremehkan tekad Amerika," kata Trump kepada tentara AS dan Jepang yang bersorak tak lama setelah kedatangannya di Jepang.

Sebelum mendarat, dia mengatakan kepada wartawan di pesawat Air Force One bahwa dia berharap untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam perjalanannya. "Ekspektasi saya kita akan bertemu dengan Putin. Kami ingin bantuan Putin di Korea Utara." katanya.

Trump melanjutkan untuk bertemu Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk makan siang sebelum kedua pemimpin bermain golf. Pemberhentian selanjutnya di Korea Selatan, China, Vietnam dan Filipina juga dalam jadwal perjalanan di minggu depan.

Dalam perjalanan ke Jepang, presiden AS berhenti di Hawaii di mana dia mengunjungi Arizona Memorial di Pearl Harbor, tempat kejadian serangan Jepang tahun 1941 yang menarik AS ke dalam Perang Dunia Kedua. Dia juga ikut dalam briefing di Komando Pasifik AS.

Trump sebelumnya saling membalas retorika berapi-api dengan Korea Utara atas uji coba rudal balistiknya. Namun ajudan mengatakan awal pekan ini bahwa dia tidak akan pergi ke zona demiliterisasi yang diperkuat dengan ketat (DMZ) di perbatasan antara Selatan dan Utara.

Dia mengunjungi kamp Humphreys, sebuah kompleks militer AS di selatan ibukota, Seoul. Di Vietnam,Trump akan menghadiri pertemuan puncak Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik di Da Nang dan melakukan kunjungan kenegaraan ke Hanoi.

Kunjungan terakhirnya dijadwalkan dal pertemuan tingkat tinggi negara-negara Asia Tenggara di ibukota Filipina, Manila, pada 13 November. Namun perjalanan tersebut telah diperpanjang satu hari lagi sehingga dia dapat menghadiri KTT Asia Timur.

Terakhir kali seorang presiden AS melakukan perjalanan maraton ke Asia adalah ketika George HW Bush mengunjungi daerah tersebut pada akhir 1991 dan awal 1992.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement