REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Akhir pekan lalu, Komite Anti Korupsi Saudi (Nazaha) menahan 11 pangeran, empat menteri, dan puluhan mantan pejabat atas dugaan korupsi. Konglomerat ternama Arab Saudi, Pangeran Alwaleed bin Talal merupakan salah satu di antaranya.
Alwaleed sendiri diketahui memiliki perusahaan investasi Kingdom Holding yang tercatat di Bursa Efek Arab Saudi. Valuasi perusahaan ini sempat turun delapan persen menjadi sekitar 35 miliar dolar AS saat kabar penangkapan itu muncul.
Pria berusia 62 tahun itu sendiri masuk dalam daftar 50 orang terkaya dunia versi Bloomberg. Bloomberg pada Ahad (5/11), mendata investasi bisnis yang dilakukan Alwaleed.
Di sektor keuangan, Alwaleed memegang saham Citigroup lebih dari lima persen sejak 1998. Alwaleed dikenal sebagai pemegang saham yang vokal dan meminta Citi untuk kembali membangun bisnis di Saudi.
Di sektor teknologi dan hiburan, Alwaleed berinvestasi 300 juta dolar AS di Twitter Inc pada 2011 untuk porsi saham 4,9 persen. Ia lalu meningkatkan investasinya di perusahaan media sosial ini dengan memegang 5,1 saham pada Desember 2015.
Alwaleed juga menanamkan modal untuk membeli 6,23 miliar lembar saham atau lima persen kepemilikan atas Apple Inc dengan nilai 115,4 juta dolar AS pada 1997. Alwaleed masih memegang sahamnya di sana sampai valuasi Apple meroket ke level 900 miliar dolar AS.
Di Lyft, Kingdom Holding memegang 5,3 persen saham senilai 247,7 juta dolar AS. Investor utama Lfyt, Andreessen Horowitz dan Founders Fund juga menjual porsi saham mereka kepada Alwaleed tahun lalu.