REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Jerome Powell dinilai akan mewarisi pertumbuhan ekonomi yang sehat dan sebuah konsensus mengenai kebijakan moneter. Setidaknya hal itu akan dimilikinya beberapa bulan ke depan jika Senat mengkonfirmasi Powell menggantikan posisi Janet Yellen sebagai Gubernur Bank Sentral AS, the Federal Reserve.
Selain akan memiliki kondisi perekonomian yang positif, Reuters// pada Senin (6/11) mengabarkan Powell akan dihadapkan kepada pekerjaan Yellen yang belum selesai. Pertanyaan yang belum terjawab dalam ekonomi semasa Yellen menjabat yaitu mengapa inflasi sangat rendah.
Tak hanya itu, pengacara berusia 64 tahun itu juga harus menjawab bagaimana peran kondisi pasar keuangan dalam menetapkan kebijakan moneter. Selanjutnya juga bagaimana cara melawan resesi jika suku bunga tetap rendah.
Powell juga harus berada di antara para ekonom staf riset the Fed, 12 presiden the Fed regional yang tujuh di antaranya memiliki gelar doktor, dan rekan kerja seperti Lael Brainard. Tentunya hal itu akan dihadapinya jika Powell menggantikan posisi Yellen.
Sementara posisi Yellen berakhir pada Februari 2018, masa jabatannya sebagai gubernur di dewan the Fed berjalan sampai 2024. Kecuali adanya ekspansi ekonomi 101 tahun yang ekstensif di dalam pengaturan rekor A.S.
Powell juga mungkin harus menghadapi resesi di mana banyak orang merasa bank sentral tidak siap. "Pertanyaannya adalah, apa yang akan dia lakukan dalam sebuah krisis? Siapa yang akan dia andalkan? Saya tidak meragukan intelek atau integritasnya atau semacamnya tapi dia mungkin menganggapnya lebih mudah daripada itu," kata Presiden dan Manager Merk Hard Currency Fund, Palo Alto, California, Axel Merk.