Senin 06 Nov 2017 10:24 WIB

Turki Kecam Aksi Penembakan Gereja di Texas

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Gita Amanda
 Petugas FBI memeriksa lokasi penembakan yang terjadi di dekat gedung pameran kartun nabi di Texas, Senin (4/5).
Foto: AP/Brandon Wade
Petugas FBI memeriksa lokasi penembakan yang terjadi di dekat gedung pameran kartun nabi di Texas, Senin (4/5).

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemerintah Turki mengecam aksi penembakan terhadap sebuah gereja di Sutherland Springs, sebuah kota kecil di Wilson County, Texas, Amerika Serikat (AS), pada Ahad (5/11). Insiden tersebut dilaporkan telah menewaskan lebih dari 20 orang.

"Kami sangat berduka atas serangan teroris yang dilakukan di sebuah gereja di negara bagian Texas yang menghilangkan puluhan nyawa dan menyebabkan banyak orang terluka," kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan yang dirilis Senin (6/11), dikutip laman Anadolu Agency.

Kementerian Luar Negeri Turki menyatakan sangat mengutuk serangan ini dan berharap rahmat Allah SWT mengiringi orang-orang yang kehilangan nyawa mereka dan menyampaikan belasungkawa kepada rakyat AS.

Seorang pria bersenjata memberondong sebuah gereja di Wilson County, Texas, dengan tembakan pada Ahad sekitar pukul 11:30 waktu setempat. Aksi ini dilaporkan telah menyebabkan sedikitnya 20 orang tewas dan 24 lainnya luka-luka.

Setelah aksi penyerangan, pria bersenjata itu segera melarikan diri. Setelah pengejaran singkat oleh aparat keamanan setempat, pria bersenjata itu dilaporkan tewas. Namun masih belum ada keterangan pasti apakah ia tewas karena bunuh diri atau akibat dilumpuhkan petugas.

Aksi penembakan di gereja di Texas ini terjadi kurang dari sepekan setelah serangan di New York. Pada 31 Oktober lalu,Sebuah truk yang dikendarai pria berkewarganegaraan Uzbekistan bernama Sayfullo Saipov menabrak kerumunan pejalan kaki di Manhattan, New York. Insiden ini menyebabkan delapan orang tewas dan lebih dari 12 orang lainnya luka-luka.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement