REPUBLIKA.CO.ID, KUALA KANGSAR -- Sultan Perak, Sultan Nazrin Muizzuddin Shah mengatakan, sebuah Negara Islam tidak dibentuk melalui aktivitas militer. Seperti melakukan pemboman, penculikan, pembunuhan dan melukai orang-orang yang tidak bersalah. Menurutnya, sebuah Negara Islam tidak dapat dibentuk hanya dengan melabelkan kata Islam kepada sebuah negara. Juga tidak bisa sekedar menjadikan unsur-unsur agama sebagai sumber dalam sistem hukum dan konstitusi negara.
"Keinginan untuk sebuah peraturan yang adil telah menyebabkan terbentuknya berbagai gerakan militan di seluruh dunia yang bertujuan untuk mendirikan Daulah Islamiah atau Negara Islam," kata Sultan Nazrin, dilansir dari The Star, Senin (6/11).
Ia menegaskan, sebuah negara Islam hanya dapat terbentuk ketika sebuah negara dikelola oleh pemerintah yang dapat melakukan amal makruf (perbuatan baik). Serta dengan sungguh-sungguh menahan diri dari perbuatan jahat.
"Sebuah Negara Islam sejati terbentuk ketika pemerintah dan para pemimpinnya memiliki semangat untuk melayani, berkorban, menolak hak istimewa dan tidak pernah menempatkan diri mereka pada posisi yang lebih mulia daripada yang lain," ujarnya.
A PHP Error was encountered
Severity: Notice
Message: Undefined index: khazanah
Filename: helpers/all_helper.php
Line Number: 4248
Sultan Nazrin saat pidato sambutan penobatan yang bersamaan dengan hari ulang tahunnya ke-61 di Istana Iskandariah pada Ahad (5/11) menyampaikan, keruntuhan sebuah negara disebabkan oleh kelalaian sebuah pemerintahan. Yakni, pemerintahan yang telah gagal memenuhi kebutuhan rakyatnya.
Di dalam Islam, lanjut dia, ditekankan sebuah pemerintah harus didukung oleh undang-undang. Ditekankan juga, para pemimpinnya tidak memiliki hak istimewa atau kekebalan hukum. Selain itu, sultan juga meminta generasi muda untuk memahami sejarah pembentukan negara. Sehingga 60 tahun kemerdekaan akan terus dipandu ke jalan yang benar.
Menteri Besar Datuk Seri, Zambry Abd Kadir saat memberikan pidato sambutan mengatakan, mentaati keputusan sultan. Memprioritaskan melakukan pembangunan yang seimbang. "Perak telah mengorganisir banyak acara Internasional dan telah menempatkan negara pada peta dunia, terutama ketika Lonely Planet menamai kita sebagai tujuan yang patut dikunjungi," ujarnya.