REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Masyarakat Arab Saudi berharap komite antikorupsi akan membuka kembali penyelidikan pada kasus masa lalu terkait suap. Raja Salman bin Abdul Aziz menegaskan hukum akan diterapkan secara tepat pada setiap orang yang menyentuh uang rakyat tapi tidak malah melindunginya.
Mereka yang menggelapkan uang rakyat dan menyalahgunakan kekuasaan dalam memberikan pengaruh akan ditindak tegas. "Ini akan diterapkan pada mereka yang besar dan kecil, dan kita tidak akan takut pada siapa pun," kata raja Salman pada siaran langsung TV Pemerintah Arab Saudi, Senin (6/11).
Komentar Raja Salman diberikan setelah Arab Saudi menahan 11 pangeran yang terdiri dari empat menteri saat ini dan puluhan mantan menteri dalam sebuah penyelidikan oleh komite anti-korupsi. Komite ini dipimpin oleh putra mahkota Muhammad bin Salman.
Pangeran Miteb, putra almarhum Raja Abdullah, langsung dikeluarkan dari jabatannya sebagai kepala Garda Nasional. Termasuk pula miliarder Arab saudi, Pangeran Al Waleed Bin Talal, yang dijemput paksa di kamp gurun.
Raja Salman memberikan kejutan besar terhadap politik global dengan aksi pemberantasan korupsi yang sempat menenggelamkan bursa saham Saudi itu. Konflik dalam kerajaan menjadi salah satu pemicu dilakukannya gerakan bersih-bersih ini.