Senin 06 Nov 2017 15:51 WIB

Ini Alasan Dakwah Ustaz Nasir Dilarang

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Agus Yulianto
Ustadz Bachtiar Nasir
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ustadz Bachtiar Nasir

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Garut menyampaikan surat keberatan terhadap rencana dakwah Ustaz Bachtiar Nasir dan KH Ahmad Shabri Lubis. Penolakan karena Bachtiar Nasir dianggap setengah-setengah terhadap teroris yang menyeret nama Islam.

Wakil Sekertaris PCNU Garut Aceng Hilman menuding, acara dakwah Bachtiar mengandung niat terselubung. Sehingga, apabila rencana dakwah benar-benar ingin digelar, ia menyarankan pergantian pengisi dakwah

"Cuma kedoknya saja yang seolah-olah pengajian. Fokus ke pengisi acara. Salah satu bahan ketika gerakan yang bersinggungan dengan radikalis Bachtiar tak tegas kepada mereka. Cenderung membiarkan radikalisme atas nama agama," katanya pada wartawan, Senin (6/11).

Aceng mensinyalir, terdapat gerakan tertentu di balik dakwah Bactiar Nasir. Dia khawatir, dakwah Bactiar justru berpotensi membangkitkan semangat radikalisme.

"Mensinyalir ada gerakan yang sama antara Bachtiar, pengisi beserta penyelanggarannya untuk jadikan Garut seperti yang mereka inginkan. Kami tak akan tinggal diam dan lakukan perlawanan. Ada sebuah efek domino dari kegiatan itu. Buat roh orang-orang jihadis radikalis masih tetap tumbuh. Makanya, ketika muncul kami lakukan penolakan atas kedatangan di bumi Garut ini," ujarnya.

Diketahui, Ustaz Bachtiar Nasir dan KH Ahmad Shabri Lubis akan menggelar dakwah di Kabupaten Garut pada Sabtu (11/11). Namun, penolakan PCNU disampaikan dalam surat yang diberikan ke DKM Masjid Agung Garut selaku tempat diselenggarakannya dakwah bagi kedua dai itu. Dari surat yang diberikan ke DKM Masjid Agung pada Ahad (5/11), penolakan muncul karena tausiyah yang diberikan kedua ulama itu dianggap tak menyejukan dan berpotensi melukai perasaan sebagian warga Indonesia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement