Senin 06 Nov 2017 19:59 WIB

Harris J Konser Stop Bullying di Padang Besok

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Yudha Manggala P Putra
Penyanyi asal Inggris, Harris J, tiba di Bandara Internasional Minangkabau, Senin (6/11). Harris dijadwalkan akan menggelar Konser dengan tema Anti-Bullying di Padang.
Foto: Republika/Sapto Andika Candra
Penyanyi asal Inggris, Harris J, tiba di Bandara Internasional Minangkabau, Senin (6/11). Harris dijadwalkan akan menggelar Konser dengan tema Anti-Bullying di Padang.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pemerintah Provinsi Sumatra Barat semakin serius menghapuskan praktik perundungan (bullying) di sekolah-sekolah. Apalagi, Sumbar sempat 'kecolongan' dengan praktik perundungan yang sempat viral di media sosial oleh sejumlah oknum siswa SD di Bukittinggi pada 2014 lalu. Sebagai salah satu upaya mengampenyekan anti-bullying, Pemprov Sumbar mengundang penyanyi asal Inggris berusia 20 tahun, Harris J.

Pelantun lagu 'Salam Alaikum' tersebut dijadwalkan akan menggelar konser bertajuk 'Stop Bullying' di Auditorium UNP pada Selasa (7/11) besok. Dalam konser tersebut, rencananya akan digelar juga deklarasi anti-perundungan di Sumatra Barat.

Sebetulnya, diundangnya Harris J oleh Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Sumatera Barat bukan tanpa alasan. Harris sendiri juga menjalankan tugas sebagai Duta Anti-Bullying Internasional.

"Bullying tidak bisa ditolerir. Setiap pihak yang menyaksikan dan mengalami dibully, harus melawan dan tidak boleh dibiarkan," kata Harris kepada media di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Senin (6/11).

Kedatangan penyanyi yang juga hafal 10 juz Alquran itu memang sudah dinantikan publik di Sumatra Barat. Sesampainya di Kota Padang, Harris disambut langsung oleh Ketua P2TP2A Sumbar, Nevi Irwan Prayitno. Malam ini Harris juga dijadwalkan akan melakukan santap malam bersama Gubernur Sumbar Irwan Prayitno.

Nevi mengungkapkan, tak sedikit kasus perundungan terjadi di Sumatra Barat. Hanya saja hingga kini belum banyak pendataan yang dilakukan terkait kasus perundungan ini. Kendati demikian, tindakan perundungan yang marak, khususnya terhadap anak-anak, harus diminimalisir. Apalagi menurutnya, perundungan bisa berimbas buruk pada perkembangan fisik atau psikologis korban.

"Bully tidak baik bagi perkembangan anak. Menjadi mimpi buruk bagi perkembangan karakter anak. Padahal, pendidikan kita menginginkan anak yang berkarakter," katanya.

Demi menekan angka perundungan di Sumatra Barat, Nevi melanjutkan, pihaknya gencar melakukan sosialisasi dan penanaman sejak dini untuk menjauhi tindakan perundungan. "Kita adakan seminar anti-bullying dan antinarkoba pada siswa SD dan SMP di GOR Universitas Negeri Padang (UNP) bekerja sama dengan Yayasan Sejiwa. Selanjutnya konser Stop Bullying di Auditorium UNP, sekaligus deklarasi anti-bully," katanya.

Ada yang unik soal perundungan di Sumatra Barat. Nevi memberi contoh, ada karakter cimeeh (cemooh) di antara masyarakat Minang. Meski bertujuan untuk bercanda antar-teman, namun cimeeh tetaplah tergolong bentuk perundungan. Cemoohan antar-teman pun bisa berlanjut pada bentuk perundungan yang lebih parah, termasuk kekerasan fisik. Ia mencontohkan, pemanggilan nama orang dengan ciri fisiknya.

"Karakter cimeeh (cemooh) harus mulai dihilangkan. Seperti memanggil orang yang berkulit hitam dengan panggilan mak itam, yang berambut keriting dipanggil keriting," katanya.

Nevi berharap, melalui kesadaran masyarakat, kedepan tidak ada lagi kasus perundungan yang terjadi terhadap anak-anak, baik di rumah maupun sekolah. "Mudah-mudahan kedatangan duta anti bully ini mampu menggerakkan hati masyarakat untuk melawan bully," kata Nevi.

Manajemen DNA yang mendampingi Harris J, Rina, mengatakan bahwa Sumbar adalah provinsi pertama yang menggandeng Harris J untuk mengkampanyekan antiperundungan. "Harris punya rasa kepedulian tinggi. Kalau ada yang di-bully dan siapa saja, dia bakal mati-matian membela," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement