Selasa 07 Nov 2017 04:36 WIB

Lima Proses Adat di Siraman Kahiyang

Rep: Andrian Saputra/ Red: Yudha Manggala P Putra
Petugas memasang foto putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu (kanan) dengan Bobby Nasution (kiri) saat menyelesaikan dekorasi pernikahannya di Gedung Graha Saba, Solo, Jawa Tengah, Senin (6/11).
Foto: Antara/Maulana Surya
Petugas memasang foto putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu (kanan) dengan Bobby Nasution (kiri) saat menyelesaikan dekorasi pernikahannya di Gedung Graha Saba, Solo, Jawa Tengah, Senin (6/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu akan menjalani siraman Selasa (7/11) pagi ini. Tradisi pernikahan adat Jawa ini dijadwalkan dimulai pukul 09.00 WIB dan berlangsung di dua tempat.

Untuk mempelai pria dilaksanakan di Hotel Alilla, Solo. Sedangkan untuk mempelai wanita dilaksanakan di kediaman keluarga Jokowi di Sumber, Solo.  

Apa saja kegiatan yang dilakukan mempelai dan keluarga sebelum dan saat siraman ini? Berikut kami rangkum lima proses adat berdasarkan keterangan pambiwara atau pembawa acara siraman Kahiyang, Widarsih Suranto kepada Republika.co.id beberapa waktu lalu:

Upacara betak/Adan Kabisan

Upacara betak atau adan kabisan atau menanak nasi ini dilakukan sebelum siraman. Dilakukan oleh orang tua pengantin. Ia menjadi penanda kesiapan keluarga melakoni proses adat sebelum berlangsungnya pernikahan. Pada upacara betak atau adan kabisan ini, Jokowi akan mengenakan ageman atau pakaian lurik Jawa.

Pasang Bleketepe dan Tuwuhan

Usai menanak nasi, Jokowi akan berganti pakaian dengan mengenakan busana corak cakrik cakar ayam. Jokowi akan memasang bleketepe atau daun kelapa yang masih hijau di tarub yang digunakan untuk mengelilingi area pernikahan. Serta memasang tuwuhan atau tumbuh-tumbuhan di depan rumah.

Menurut Widiarsih, rentetan upacara mengawali proses siraman itu merupakan simbol dari restu dan doa orang tua kepada anaknya yang akan menjalani hidup baru. Upacara tersebut disambung dengan persiapan prosesi siraman.

Siraman

Menurut Widiarsih, proses siraman yang dilakoni Kahiyang dan Bobby mengambil pakem Keraton Solo. Pada proses siraman ini, Jokowi akan mencampurkan air yang berasal dari tujuh sumber mata air yang berbeda. Widiarsih mencontohkan sumber mata air itu seperti sendang penganten, sendang kasunanan, sendang mangkunegaran, ndalem keraton hingga air zam-zam. Sebelumnya, Kahiyang terlebih dulu akan melakukan sungkeman pada Jokowi dan Iriana.

Selanjutnya tujuh pini sepuh atau anggota keluarga perempuan dan tetua serta dijadikan tauladan di keluarga akan melakukan siraman terhadap Kahiyang. Tujuh pini sepuh itu sendiri bermakna pertolongan. Yakni diharapkan agar Kahiyang senantiasa mendapat pertolongan Yang Maha Kuasa.

"Dan sesepuh putri yang akan nyirami. Siraman ini maknanya membersihkan jiwa dan raga (calon pengantin), sehinggga semuanya akan mempengaruhi rumah tangga membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, warrahmah," katanya.

Gendongan

Setelah proses ini, Jokowi akan menggendong Kahiyang. Tradisi gendongan selepas siraman ini memiliki arti yakni tanggung jawab terakhir orang tua pada anak perempuannya sebelum menjadi seorang istri yang harus patuh pada suaminya.

Potong Rambut

Terakhir, Kahiyang akan kembali melakoni siraman sendiri di kamar. Selanjutnya, Kahiyang juga akan memotong sendiri rambutnya pada bagian ujung rambut dan atas rambut. Rambut yang telah dipotong itu nantinya akan disatukan dan diikat dengan potongan rambut mempelai pria yang juga melakoni prosesi serupa.

Rambut kedua mempelai kemudian akan ditanam dengan maksud agar terhindar dari mara bahaya.  "Setelah itu upacara siraman selesai, sisanya tinggal upacara ucapan terima kasih saja dan lainnya. Nanti malamnya baru prosesi midodareni," tutur Widiarsih.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement