REPUBLIKA.CO.ID, Nama Ratu Elizabeth muncul dalam bocoran dokumen yangdisebut Paradise papers. Paradise papers berisi 13,4 juta dokumen yang mencantumkan nama perusahaan dan individu yang menghindari pajak.
Dokumen ini diperoleh dari surat kabar Jerman Sddeutsche Zeitung, yang terlibat dalam International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) untuk mengawasi penyelidikan tersebut. BBC juga termasuk di antara organisasi yang menyelidikidokumen tersebut.
Dilansir dari BBC,Senin (6/11), dalam dokumen Paradise Papers disebutkan sekitar 13 juta dolar AS uang pribadi Ratu Elizabeth diinvestasikan di luar negeri. Dana itu dimasukkan ke dalam simpanan di Cayman Islands dan Bermuda yang memberi sang Ratu penghasilan dan menangani investasi untuk harta pribadi 500 juta poundsterling miliknya.
Tidakada yang ilegal dalam investasi dan tidak ada yang menyebutkan bahwa Ratu menghindari pajak. Namun hal yang dipertanyakan yaitu sikap kerajaan yang berinvestasidi luar negeri.
Jumlah yang lebih kecil dinvestasikan di Bright House, sebuah ritel yang dituduh melakukan pinjaman yang tidak bertanggung jawab.
Duchy mengatakan, holding Bright House sekarang setara dengan 3,208 pondsterling dan tidak terlibat dalam keputusan investasi dana. Ditambahkannya, toko-toko tersebut tidak menyadari bahwabarang-barang itu ada dalam investasi.
"Strategi investasi kami didasarkan pada saran danrekomendasi dari konsultan investasi dan alokasi aset yang tepat," ujar Petugas keuangan utama dari real estatsenilai 500 juta poundsterling, Chris Adcock.
Pihak kerjaaan mengatakan, mereka tidak terlibat dalam keputusan yang dibuat oleh Ratu terkait dana miliknya. Menurut kerajaan, Ratu memiliki pengetahuan tentang investasi spesifik yang dibuat atas namanya.
"Kami mengoperasikan sejumlah investasi dan beberapa di antaranya adalah dengan dana luar negeri. Semua investasi kami diaudit dan sah," ujar juru bicara Duchy of Lancaster.
Menurut juru bicara tersebut, Ratu secara sukarela membayar pajak atas penghasilan yang dia terima dari kerajaan. Pihak kerajaan mengaku, tidak mengetahui keuntungan dari investasi dana di luar negeri, namun strategi perpajakan tersebut bukan merupakan bagian dari kebijakan investasi kerajaan.
Selain nama Ratu Elizabet, juga terdapat nama Menteri Perdagangan Donald Trump, Wilbur Ross, yang diketahui memiliki saham di sebuah perusahaan yang berurusan dengan orang-orang Rusia yang mendapat sanksi dari AS.
Dokumen tersebut mengungkapkan Ross telah mempertahankan ketertarikannya pada perusahaan pelayaran yang menghasilkan jutaan dolar setahun untuk mengangkut minyak dan gas untuk sebuah perusahaan energi Rusia yang pemegang sahamnya termasuk menantu Vladimir Putin dan dua orang yang dikenai sanksi AS.
Keterlibatan Ross akan kembali menimbulkan pertanyaan tentang koneksi Rusia dengan tim Donald Trump. Kepresidenannya telah dipenuhi oleh tuduhan bahwa Rusia berkolusi untuk mencoba mempengaruhi hasil pemilihan AS tahun lalu.
Senator Demokrat Richard Blumenthal telah meminta penyelidikan. Ia mengatakan, Ross telah memberi kesan pada Kongres bahwa diatidak lagi memegang saham di perusahaan pelayaran "Komite kami disesatkan, orang-orang Amerika disesatkanoleh penyembunyian perusahaan-perusahaan tersebut," katanya.