REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) gencar membangun infrastruktur di berbagai daerah di Indonesia. Kendati demikian, langkah pemerintah membangun berbagai sarana dan fasilitas ini dinilai belum memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah.
Menurut Pengamat Transportasi sekaligus Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Danang Parikesit menilai selama ini pemerintah daerah belum dapat memberikan konsep yang baik terkait pembangunan di daerah. Karena itu, upaya pemerintah pusat meningkatkan pembangunan infrastruktur pun belum memberikan dampak kesejahteraan terhadap masyarakat setempat.
"Ini kan tahun ketiga (pemerintahan), harusnya tahun ini terasa pertumbuhan ekonomi akibat pembangunan infrastruktur," kata Danang dalam acara Peluncuran dan Diskusi Buku Tiga Tahun Pemerintahan Jokowi Wujud Kerja Nyata, di gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta, Senin (6/11).
Ia menjelaskan, ketidaksiapan pemerintah daerah dalam menyambut pembangunan infrastruktur pemerintah pusat di berbagai daerah menjadi salah satu penyebab pertumbuhan ekonomi di daerah tidak meningkat. Danang pun berharap pemerintah daerah dapat mengembangkan potensi lokalnya untuk diunggulkan.
Lebih lanjut, Danang juga menyebut pentingnya koordinasi antar kementerian dan lembaga dalam menjalankan program dan kebijakan pemerintahan. Ia menilai, kinerja para pembantu presiden saat ini masih lambat untuk mengejar target program pemerintah. Menurut dia, koordinasi menjadi kunci utama dalam menjalankan program pemerintahan.
"Dengan sasaran yang sangat tinggi, para menterinya lambat. Menteri-menterinya tidak banyak persiapan. Ini menjadi titik penting bagaimana Jokowi betul-betul mengarahkan dalam dua tahun terakhir ini," ujar dia.