REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kantor Republika, Senin (6/11) sore mendadak ramai. Penyebabnya, sekitar 20 siswa-siswi SD Pelita, Jakarta Selatan berkunjung ke kantor di Warung Buncit No 37 Jakarta.
Puluhan siswa itu merupakan anggota ekstra kulikuler (ekskul) Jurnalistik SD Pelita. Zarkasi Ahmad, koordinator ekskul jurnalistik menyatakan Republika dipilih sebagai media yang dikunjungi anggota ekskul karena visi dan misi yang dimiliki sesuai dengan kegiatan sekolah. Di mana SD Pelita mengedepankan perihal keagamaan dalam kegiatannya.
"Republika dipilih karena senafas dengan kegiatan sekolah. Lokasinya juga dekat, juga karena media yang ada di sekolah adalah Republika," ujar Zarkasi kepada Republika di Ruang Rapat lantai 1 Harian Republika, Pejaten, Jakarta Selatan, Senin (6/11).
Ekskul jurnalis yang dibentuk sejak 10 tahun lalu itu sebagai wadah kreativitas siswa-siswi dalam hal menulis. Zarkasi ingin agar anak-anak tersebut tumbuh kesukaannya untuk menulis dan mengasah kemampuan mereka.
Zarkasi menjelaskan, ekskul itu diharapkan memberikan banyak dampak positif bagi murid-murid tersebut. Di antaranya bagi mereka yang memang suka menulis saat mereka memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi mereka tetap bertahan mengikuti kegiatan ekskul yang berhubungan dengan kepenulisan. Dan bagi mereka yang menyukai kegiatan fotografi kemampuan dan kesukaan mereka menjadi semakin dalam.
"Keluaran dari SD itu setelah masuk SMP mereka lanjut memilih ekskul mading. Itu sudah dilacak beberapa alumni," ucap Zarkasi.
Minat siswa-siswi terhadap ekskul tersebut cukup tinggi. Setiap dibuka pendaftaran untuk masuk ekskul jurnalis sebanyak 100 dari total 700 siswa mendaftar ekskul jurnalis. Hal ini mengakibatkan adanya seleksi untuk penerimaan anggota yang menyisakan 50 siswa terpilih.
Seorang anggota ekskul Callista Verdianti Putri menceritakan pengalamannya selama menjadi anggota. Bocah yang akrab disapa Caca itu mengaku ikut ekskul jurnalis karena penasaran dengan kegiatan jurnalis.
Ia ingin mencoba hal-hal baru yang belum pernah dia rasakan. Selama tiga bulan dirinya telah belajar tentang fotografi, menulis, dan membuat berita. "Belajar fotografi. Terus cara foto candid. Nulis juga. Banyak," ucap Caca.
Faizi, siswa kelas 6 tersebut mengaku tertarik dengan ekskul jurnalistik karena kegiatannya yang seru. Ia bergabung di ekskul tersebut sejak kelas 4 SD.
"Seru bisa seneng-seneng. Sekalian bisa ngelatih cara-cara buat fotografi," ucap Faizi.
Siswa dengan nama lengkap Reza Nashwan Faizi tersebut mengaku menyukai fotografi sejak lama. Dalam keluarganya banyak yang menjadi fotografer dan dirinya merasa itu menginspirasi. Mulai dari om, ayah, hingga kakaknya merupakan seorang fotografer.
Ditanya mengenai ilmu apa yang dia dapat selama kunjungan di Kantor Harian Republika, Faizi mengaku mendapat lebih banyak informasi tentang berita juga koran. Ia jadi lebih tau bagaimana asal-usul koran dan bagaimana proses pembuatan berita.
"Dapet ilmu baru. Cara bikin koran gimana. Di bidang media itu ada apa saja, asal usul koran bagaimana. Terus di koran itu ada berita apa saja," ujar siswa laki-laki tersebut.
Terakhir Zarkasi mengungkapkan keinginannya untuk membentuk jurnalis yang Islami. Ia merasa media islami masih kurang di Indonesia dan perlu ditambah lagi. Jika bisa dia ingin kedepannya membentuk siswa-siswi dengan jiwa lebih islami.
"Ke depannya bahkan saya ingin menciptakan jurnalis yang Islami. Lebih spesifik yang islami," ungkapnya.