REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR - Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto mendorong Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Daya bisa menjadi RS percontohan pengendalian dan pencegahan konflik kepentingan. Hal ini disampaikan Danny dalam seminar yang digelar di Fave Hotel Panakkukang, Makassar, Senin (6/11).
Kehadiran Danny Pomanto sebagai keynote speaker didampingi Ketua Badan Pekerja ACC Abdul Mutalib, Direktur Eksekutif Yayasan TIFA Sudaryanto, Sekretaris Jenderal TI Indonesia Dadang Trisasongko, dan Dirut RSUD Daya Kota Makassar, Dr. Ardin Sani.
"Ini sebuah laboratorium dari sebuah RS yang dulunya hanya memiliki kategori C ketiga terendah. Tapi lewat asistensi tim ACC yang konsen bersama, KPK telah mengubah RSUD Daya ini menjadi RS yang juga diperhitungkan di Kota Makassar. Insya Allah dari bintang 2 ke bintang 4," ucap Danny seperti disampaikan melalui keterangan pers, Senin (6/11).
Danny mengatakan, RSUD Daya ini merupakan sebuah perjuangan yang saat ini bertahap ditingkatkan kualitasnya. Hal ini dilakukan agar rumah sakit mencapai standarnisasi bertaraf international ke depan.
Conflict of Interest salah satunya. Menurut Danny, konflik kepentingan ibarat virus dan penyakit yang harus dilawan dengan manajemen rumah sakit yang profesional, transparan, dan akuntabel. Di Makassar, RSUD Daya sudah menerapkan hal tersebut.
Lebih jauh Danny mengungkapkan bahwa pengelolaan RSUD Daya juga telah tersentuh program Makassar Sombere dan Smart City. “Warga Makassar dapat menghubungi call center 112 untuk mendapatkan pelayanan darurat dari RSUD Daya. Kita juga ada Home Care yang dapat melayani semua lapisan di seluruh masyarakat," ungkapnya.
Danny menjelaskan salah satu upaya agar transparansi dan akuntabel telah dilakukan oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Daya melalui pelelangan barang dan jasa menggunkan sistem e-katalog pada ULP (Unit Pelayanan Pengadaan).
Sementara itu Direktur RSUD Daya, dr Ardin Sani, sangat bangga dengan prestasi yang berangsur-angsur diraih oleh RSUD Daya. "Saat ini RS Daya, semua penyakit umum bisa kita tangani. Sekarang kita punya alat dan kami bangga," paparnya.
Selain itu, jumlah paramedis dan perawat di rumah sakit yang beralamatkan di Jalan Perintis Kemerdekaan berjumlah 600an orang terdiri dari PNS dan tenaga sukarela.