Selasa 07 Nov 2017 08:21 WIB

Di Jepang, Trump Bicara Isu Korut dan Jualan Senjata

Rep: Kamran Dikarma, Fira Nursya'bani/ Red: Elba Damhuri
Presiden AS Donald Trump (kiri) berjabat tangan dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di Akasaka Palace, Senin (6/11).
Foto: Kiyoshi Ota/Pool Photo via AP
Presiden AS Donald Trump (kiri) berjabat tangan dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di Akasaka Palace, Senin (6/11).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meningkatkan tekanan kepada Korea Utara (Korut), Senin (6/11). Ia juga menolak untuk mengesampingkan aksi militer terhadap negara tersebut. Menurut dia, AS tidak akan berdiam diri melihat Pyongyang membahayakan Amerika atau sekutu-sekutunya di Asia.

Dalam kunjungan pertama dari paket lawatan kali ini, Trump menyebut Korut sebagai "ancaman bagi dunia yang beradab". Meski ia berada di wilayah yang ada dalam jangkauan rudal Korut, Trump tampak enggan memperhalus kecamannya.

"Ada orang yang mengatakan, retorika saya mungkin keras, tetapi lihat apa terjadi akibat retorika lemah dalam 25 tahun terakhir," ujar Trump yang berdiri di samping Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Senin.

Abe pun setuju dengan pendapat Trump, bahwa semua pilihan aksi masih terbuka jika berurusan dengan Kim Jong-un. Bagi pemerintahan Abe, kunjungan Trump seolah menegaskan sikap dan komitmen AS untuk membela Jepang secara total terkait ketegangan dengan Korut.

Trump juga menganjurkan Jepang untuk membeli peralatan militer buatan Amerika untuk melindungi diri dari ancaman Korut. Trump ingin Jepang menembak jatuh rudal Korut yang melewati wilayahnya dan mengatakan negara tersebut harus bisa melindungi diri.

"Dia akan menembak rudal itu keluar dari langit setelah dia melakukan pembelian banyak peralatan militer dari Amerika Serikat. Perdana Menteri Jepang akan membeli sejumlah besar peralatan militer, seperti seharusnya," ujar Trump, seperti dikutip CNN.

Trump menyatakan selalu mendukung Jepang sebagai sekutu dekatnya dalam melawan ancaman Korut. Dalam kesempatan yang sama, PM Abe mengatakan, ia mendukung keputusan Trump dan akan bekerja sama sepenuhnya.

"Era kesabaran strategis telah berakhir, dan kedua negara akan bekerja untuk melawan agresi berbahaya rezim Korea Utara," ujar Trump.

Sebelumnya, ia mengaku siap untuk duduk dan berdialog dengan pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un walau ia menilai hal itu terlalu dini untuk dibicarakan saat ini. "Saya berpikir ini kekuatan atau kelemahan. Saya pikir duduk bersama orang bukanlah hal yang buruk," kata Trump kepada Sharyl Attkisson, wartawan sekaligus pembawa acara \"Full Measure TV\", seperti dikutip laman the Guardian, Ahad (5/11).

Trump pun tak menutup kemungkinan dirinya akan duduk bersama Kim Jong-un suatu saat nanti untuk membahas program nuklir dan rudal Pyongyang.

"Jadi, saya pasti akan terbuka untuk melakukan hal itu (duduk bersama Kim Jong-un). Namun, kita akan melihat ke mana arahnya. Saya pikir kita terlalu dini (membahas hal ini)," ungkapnya.

Trump tengah melakukan tur kenegaraan 12 hari ke negara-negara Asia. Saat ini, dia berada di Jepang. Kunjungannya ke Negeri Matahari Terbit dimanfaatkan untuk membahas sejumlah isu, termasuk isu nuklir Korut bersama Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.

Washington juga akan bekerja sama dengan Tokyo untuk menyelesaikan masalah perdagangan antara negara perekonomian terbesar pertama dan ketiga di dunia. Trump bersumpah akan mendorong kemitraan perdagangan yang bebas dan berimbang dengan Jepang setelah berpuluh-puluh tahun mengalami defisit perdagangan besar-besaran.

Seusai kunjungannya ke Jepang, Trump akan melanjutkan perjalanannya ke Korea Selatan pada 7-8 November. Dia akan bertemu dengan Presiden Korsel Moon Jae-in dan mendiskusikan beberapa isu, termasuk yang paling utama adalah perihal Korut.

Pada 8-10 November, Trump akan berada di Cina untuk bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping. Isu Korut dan perdagangan akan menjadi pembahasan kedua pemimpin tersebut. Setelah itu, Trump akan menghadiri Asia Pasific Economic Cooperation Economic Leaders di Vietnam pada 10-12 November.

Tur Asia Trump akan diakhiri dengan mengunjungi Filipina pada 12-13 November. Selain menghadiri acara peringatan 40 tahun hubungan AS dengan ASEAN, Trump juga akan menggelar pertemuan dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte. n reuters

(Tulisan diolah oleh Yeyen Rostiyani).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement