REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pengamat politik dan Dosen Pasca Sarjana Unas, Alfan Alfian mengatakan munculnya keinginan sejumlah pihak di kalangan warga Nahdatul Ulama (NU) untuk mencalonkan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sebagai wakil presiden itu memang sudah tepat. Apalagi pada saat ini Muhaimin adalah sosok terdepan dalam barisan politisi yang berasal dari kalangan ini.
‘’Saya kira munculnya keinginan dari warga Nahdliyin untuk memajukan Muhaimin sebagai wakil presiden (wapres) dalam Pemilu 2019 dapat dipahami. Dia pun punya peluang untuk itu karena sudah punya modal politik yang cukup yakni sebagai Ketua Umum PKB. Dan faktanya kini Muhaimin merupakan politisi terkemuka yang berasal dari kalangan kaum Nahdliyin,’’ kata Alfan, kepada Republika.co.id, (7/11).
Fakta yang terjadi sekarang, lanjut Alfan, sudah jelas menyatakan bila partai politik punya peran strategis dalam pengisisan posis jabatan pimpinan lembaga kenegaraan. Hampir semua jabatanan lembaga kengaraan dikuasai oleh mereka yang berasal dari partai politik atau politisi.
‘’Posisi Muhaimin semakin berarti karena dukungan dari pihak lembaga PB NU tidak punya masalah berarti. Secara kelembagaan dia tidak punya resistensi yang besar. Bahkan, dalam periode pemerintahan sekarang peran Muhaimin terlihat memainkan posisi kunci. Dan hebatnya lagi dia pun kini sudah bergelar doktor honoris causa. Ini jelas menjadikan dia punya nilai lebih,’’ ujar Alfan lagi.
Meski begitu, lanjut Alfan, cita-cita untuk memajukan Muhaimin sebagai calon wakil presiden akan tergantung dari sinyal dan keputusan Presiden Jokowi. ‘’Bila Presiden Jokowi mau menerimanya maka Muhaimin bisa menjadi wakil presidennya. Jadi sebelum ada putusan akhir menjelang pemilu nanti, maka tepat bila Muhaimin kini sudah dicalonkan sebagai calon wakil presiden. Muhaimin saya lihat kini tengah mengetas situasi ‘pasar politik’,’’ tegas Alfan.