Selasa 07 Nov 2017 20:15 WIB

Presiden Yaman Jadi Tahanan Rumah Riyadh

Rep: Marniati/ Red: Agus Yulianto
Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi
Foto: ustoday
Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi telah melarang presiden Yaman bersama dengan anak-anaknya, serta menteri dan pejabat militer untuk kembali ke Yaman. Larangan tersebut didorong oleh permusuhan antara Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi dan Uni Emirat Arab, yang merupakan bagian dari koalisi pimpinan Saudi melawan pemberontak Houthi.

Pejabat Yaman mengatakan kepada The Associated Press, Hadi dan sebagian besar pemerintahannya telah berada diibukota Saudi Riyadh. Dilansir dari Aljazirah, Selasa (7/11), ketidakmampuan Hadi untuk kembali ke Yaman selatan menggarisbawahi hilangnya otoritas presiden bahkan di selatan yang secara nominal berada di bawah pemerintahannya.

Sejak Hadi meninggalkan Yaman pada Februari, dia telah berulangkali mengirim permintaan tertulis kepada Raja Saudi Salman untuk meminta kembali ke negaranya. Menurut seorang komandan keamanan Yaman, permintaan tersebut tidak ada yang diproses.

Pada Agustus, Hadi bahkan pergi ke Bandara Riyadh, berencana untuk kembali ke ibukota sementara, Aden, di Yaman selatan. Namun, dia kembali dari bandara.

Saudi telah memberlakukan suatu bentuk tahanan rumah terhadap Hadi, anak-anaknya, dan menteri. "Ketika Hadi meminta untuk pergi, mereka merespons bahwa tidak aman baginya untuk kembali karena ada komplotan yang ingin mengambil nyawanya dan orang Saudi takut akan hidupnya," kata komandan tersebut.

Juru bicara koalisi Kolonel Turki al-Malaki sempat mempertanyakan nasib Hadi dan beberapa pejabat pemerintahannya. Namun, upaya untuk mencapai menteri luar negeri Yaman dan juru bicara pemerintah tidak berhasil.

Awalnya, paspor beberapa pejabat Hadi ditangkap. Namun paspor mereka dikembalikan lagi tetapi tetap tidak bisa meninggalkan Riyadh.

Situasi Hadi mencerminkan pendahulunya, Ali Abdullah Saleh, mantan presiden yang berkuasa yang telah dipindahkan pada 2011 dan kemudian bergabung dengan barisan Houthi untuk mengambil alih ibukota Sanaa pada 2014. Aliansi mereka tampak berantakan tahun ini, di tengah laporan bahwa Houthi telah menempatkan Saleh di bawah tahanan rumah.

Pelemahan Hadi telah berjalan seiring dengan kekuatan UEAyang berkembang di Yaman selatan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement