REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi menuduh Pemerintah Lebanon mengumumkan perang melawan Saudi karena agresi yang dilakukan Hizbullah. Hal ini meningkatkan situasi yang sudah tegang dan berbahaya yang dihadapi Lebanon.
Risiko krisis politik yang terbuka telah membayang-bayangi stabilitas Lebanon yang rapuh sejak Saad Hariri yang bersekutu dengan Saudi mundur sebagai perdana menteri (PM) pada Sabtu.
Menteri Urusan Negara-negara Teluk Saudi, Thamer al-Sabhan, mengatakan Hizbullah terlibat dalam setiap tindakan teroris yang mengancam Arab Saudi. "Orang Lebanon harus memilih antara perdamaian atau disamakan dengan Hizbullah," kata Al-Sabhan seperti dilansir Aljazirah, Selasa, (7/11).
Namun ia tak memberikan rincian mengenai tindakan yang akan diambil Riyadh terhadap Beirut. Hingga saat ini tidak ada tanggapan langsung dari Lebanon.
Hariri, seorang politisi Sunni dan sekutu lama Kerajaan Saudi, mengumumkan pengunduran dirinya di Riyadh. Hariri menyalahkan Iran dan Hizbullah karena terus menabur perselisihan di wilayah tersebut.
Langkah tak terduga Hariri tersebut juga memicu kekhawatiran peningkatan eskalasi di wilayah antara Iran dan negara-negara Teluk, terutama Saudi dengan Lebanon di garis depan.