REPUBLIKA.CO.ID, SALERNO -- Otoritas Italia telah melancarkan penyelidikan atas penyebab kematian 26 gadis remaja yang tubuhnya ditemukan di Laut Tengah atau Laut Mediterania, Ahad (5/11) lalu.
Remaja yang berusia 14 sampai 18 tahun tersebut, diduga merupakan pendatang dari Niger dan Nigeria yang telah memulai perjalanan berbahaya dari Libya ke Eropa selama akhir pekan.
Dilansir dari CNN, Selasa (7/11), Kepala polisi Kota Salerno, Italia, Lorena Ciccotti mengatakan kepada CNN bahwa otopsi akan dilakukan pada Selasa waktu setempat. Ia juga mengatakan, tim forensik akan menyelidiki apakah gadis-gadis tersebut telah disiksa atau dilecehkan secara seksual.
"Mayat remaja tersebut ditemukan di dekat sebuah sampan karet tipis yang hampir tenggelam, saat tim penyelamat tiba," ujar Ciccotti. Pekerja bantuan yang menemukan mayat, mengatakan bahwa korban selamat berpegangan pada rangka kapal yang masih tersisa sedangkan korban yang sudah tewas mengapung di dekat mereka.
Upaya penyelamatan tersebut merupakan salah satu dari empat operasi penyelamatan yang dilakukan secara terpisah selama akhir pekan, di Laut Tengah. Setidaknya, terdapat 400 orang dibawa ke kapal Spanyol Cantabria sebelum mendarat di kota pelabuhan Salerno, Italia. Di antaranya terdapat 90 wanita dan 52 anak di bawah umur, termasuk bayi berumur satu pekan.
Libya merupakan pusat daerah yang terkenal bagi para migran untuk mencari perlindungan di tepian Eropa. Banyak dari Afrika sub-Sahara yang melarikan diri dari perang dan penganiayaan. Selain itu, negara lain seperti negara-negara miskin di Afrika, Timur Tengah dan Asia Selatan juga telah melakukan perjalanan yang berbahaya untuk mencari peluang kehidupan yang lebih baik.
Senin (6/11) lalu, polisi Italia menangkap dua pria yang dituduh melakukan penyelundupan manusia, di mana salah satunya berkebangsaan Mesir dan seorang warga Libya. Namun kedua pria tersebut tidak terindikasi memiliki hubungan dengan kapal yang mengangkut gadis-gadis remaja yang ditemukan di Laut Tengah itu.
Organisasi Internasional untuk Migrasi mengungkapkan, sejak awal 2017, ada sekitar 2.839 pendatang meninggal di rute Mediterania tengah. Untuk memerangi perdagangan manusia, Menteri Dalam Negeri Italia bersama dengan pemerintah Tripoli dan berbagai walikota desa-desa di Libya menandatangani sebuah kesepakatan pada Agustus lalu. Menyusul kesepakatan tersebut, Italia mengerahkan dua kapal militer ke Libya, dengan menawarkan pelatihan ke Garda Pantai Tripoli, di Libya.