REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Stasiun televisi di Afghanistan, Shamshad TV telah kembali aktif beberapa jam setelah terjadinya serangan dari kelompok militan yang terjadi pada Selasa (7/11) lalu. Serangan itu membuat setidaknya satu anggota staf di tempat tersebut tewas,
Menurut laporan, sekelompok pria bersenjata memasuki gedung Shamshad TV dengan menyamar sebagai petugas polisi. Mereka kemudian melepas tembakan brutal dan beberapa di antaranya juga membawa granat.
Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim berada di balik serangan itu. Selama beberapa jam, siaran Shamsad TV sempat terputus akibat insiden mengerikan tersebut.
Korban tewas dalam serangan di gedung Shamsad TV dikonfirmasi adalah petugas keamanan yang bekerja di sana. Selain itu ada 20 orang yang terluka.
"Ini adalah serangan terhadap kebebasan media," ujar direktur brita statsiun radio Abid Enhas berkomentar mengenai serangan tersebut, dilansir BBC, Selasa (7/11).
Afghanistan telah menjadi salah negara paling berbahaya di dunia bagi pekerja media khususnya jurnalis. Sepanjang enam bulan pertama 2017, geombang kekerasan terhadap para pencari berita di negara ini tercatat mencapai 73 kasus, atau setidanya meningkat sebanya 35 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.