Rabu 08 Nov 2017 09:13 WIB

Anggota Komisi XI Minta Pengiriman TKI Selektif

Rep: umi nur fadhilah/ Red: Esthi Maharani
Tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Suriah tiba di terminal 2 bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (4/5).
Foto: Antara/Fajrin Raharjo
Tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Suriah tiba di terminal 2 bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (4/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi XI DPR RI Willgo Zainar meminta pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) dilakukan secara lebih selektif. Ia meminta pemerintah memastikan persyaratan administratif dan teknis calon TKI sesuai prosedur.

"Prosesnya harus benar-benar selektif," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Selasa (7/11).

Willgo mengatakan hal itu bertujuan memastikan tak ada faktor membuat calon TKI itu menjadi pekerja ilegal di egara tujuan. Dia juga meminta Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) tidak menjadi wadah menjual manusia, tanpa memikirkan keselamatan dan perlindungan TKI itu.

Ia meminta seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah pusat dan daerah, PJTKI, dan swasta bekerja sama memastikan tak ada lagi TKI meninggal di luar negeri. Willgo menerima sejumlah laporan penerimaan bea cukai masuk dari Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Nusa Tenggara Barat (NTB).

Ia menjelaskan Kanwil Bea Cukai NTB mengaku menerima jenazah TKI sekitar tiga hingga lima dalam seminggu. Menurut dia, sebab meninggalnya TKI karena kecelakaan kerja atau kasus lainnya.

Willgo menjabarkan ada sekira 50 ribu TKI ke Malayisa. Ia tidak menampik banyak TKI berangkat tanpa ketrampilan, berujung pada status ilegal. Ia meminta pemerintah bertindak lebih tegas dalam pengiriman TKI. Sehingga kasus pengiriman jenazah TKI tidak terjadi terulang lagi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement