REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Amerika Serikat pada Selasa menuduh Iran memberikan senjata kepada gerakan Houthi di Yaman, termasuk peluru kendali yang ditembakkan ke arah Arab Saudi. AS menyeru Perserikatan Bangsa-Bangsa meminta pertanggung-jawaban Teheran atas pelanggaran dua resolusi DK PBB itu.
Duta AS untuk PBB Nikki Haley mengatakan, keterangan Arab Saudi menunjukkan peluru kendali yang ditembakkan pada Juli, adalah Qiam dari Iran. Peluru ini tidak pernah ada di Yaman sebelum perang.
Putra mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman menganggap pemasokan roket Iran kepada gerakan Houthi adalah "agresi militer langsung" yang dapat memicu tindakan perang.
Haley mengatakan dengan memasok senjata kepada pemberontak Houthi, Garda Revolusi Iran telah melanggar dua resolusi PBB di Yaman dan Iran. Dia mengatakan bahwa sebuah peluru kendali yang ditembak jatuh oleh Arab Saudi pada Sabtu kemungkinan juga berasal dari Iran.
"Kami mendorong Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mitra internasional untuk mengambil tindakan yang diperlukan guna meminta pertanggungjawaban rezim Iran atas pelanggaran ini," kata Haley. Belum jelas tindakan apa yang diminta oleh Amerika Serikat.
Duta Saudi untuk PBB Abdallah Al-Mouallimi menggemakan serukan Haley yang melawan Iran lewat sebuah surat kepada Dewan Keamanan dan Sekretaris Jendral PBB Antonio Guterres pada Selasa.
Dia mengatakan, peluru kendali yang ditembakkan pada Sabtu merupakan sebuah kejahatan dalam perang dan Arab Saudi akan mengambil tindakan yang tepat untuk menanggapi tindakan teroris ini.
Duta Iran untuk PBB Gholamali Khoshroo juga menulis surat kepada Dewan Keamanan dan Guterres pada Selasa yang menolak tuduhan Arab Saudi dan menganggapnya sebagai tuduhan tidak berdasar.
"Iran menyerukan pengekangan diri dan kebijaksanaan bukan penghasutan dan ancaman yang mungkin akan mengakibatkan ketidakstabilan lebih lanjut di kawasan ini," kata Khoshroo dalam suratnya.