Rabu 08 Nov 2017 16:16 WIB

PPP Minta Golkar tak Paksakan Paket Ridwan Kamil-Muttaqien

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bayu Hermawan
Achmad Baidowi (kiri).
Foto: antara/sigid kurniawan
Achmad Baidowi (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi mengingatkan Partai Golkar tidak memaksakan memasangkan kadernya sebagai pendamping Ridwan Kamil di Pilkada Jawa Barat 2018. Hal ini menyusul keputusan Partai Golkar mendukung Ridwan Kamil berpasangan dengan Daniel Mutaqien.

Baidowi mengatakan, tiga partai yang terlebih dahulu mendukung Ridwan telah memiliki kriteria untuk calon wakil gubernur Jabar tersebut. "PPP, Nasdem dan PKB kursinya 21, tanpa Golkar pun tiga partai ini sudah bisa mengusung. Itu yang selalu kami ingatkan kepada Golkar supaya tidak memaksakan diri," tegasnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Rabu (8/11).

Baidowi mengatakan tiga partai juga sudah mempunyai kesepakatan secara informal terkait penentuan sosok pendamping Wali Kota Bandung tersebut. Antara lain penentuan didasarkan kajian ilmiah yakni hasil lembaga survei dan juga pendapat dari Ridwan Kamil sebagai user pencalonan tersebut. Karenanya, itu juga yang menjadi alasan PPP mengusulkan Bupatu Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum.

"Bahwa hasil survei itu harus menjadi pegangan. PPP mencalonkan Uu ruzanul ulum itu basisnya juga akademis, karena dari hasil survei, dari calon-calon yang ada. Pak Uu itu bagus surveinya, misalkan dengan Daniel Mutaqin hasilnya lebih bagus Uu. Itu menjadi kekuatan kita," kata Baidowi.

Anggota Komisi II DPR itu mengatakan, sosok Ridwan Kamil yang dianggap mewakili kaum perkotaan dan nasionalis lebih tepat jika berpasangan dengan sosok yang mewakili pedesaan dan religius.

"Pak Uu dianggap representasi kaum pedesaan, santri, islam periangan bagian timur. Pak Ridwan Kamil itu bagian barat. Saya kira ini kombinasi yang melengkapi satu sama lain," ujarnya.

Sementara Daniel menurut Baidowi, berdasarkan hasil survei popularitasnya masih lebih rendah dibandingkan Uu. Meskipun Partai Golkar mengklaim, sosok Daniel mewakili suara masyarakat Pantura.

"Pantura kan juga sunda, jadi alasan itu mereka berhak mengajukan alasan tapi, lagi-lagi Jawa Barat itu wilayah sosial religiusya sangat kuat," ujarnya.

Sehingga menurutnya, Ridwan akan tepat jika mengusung koalisi religius-Nasional. "Kalau Ridwan Kamil dengan Daniel sama-sama nasionalis. Tidak saling melengkapi. Kita ambil contoh misalkan, NU masyarakat Jatim, dengan Jawa Barat berbeda sekali, itu menjadi catatan," kata Awiek, sapaan akrabnya.

Awiek pun tak ragu mengatakan, penentuan calon wakil tidak berdasarkan kursi besar yang dipunyai partai.

"Itu harus dipahami, jangan ada partai yang merasa karena kursi saya lebih besar. Tidak bisa, ketika pilkada, partai itu hanya sekedar tiket. Kembali lagi kepada figur. Kalau figurnya tidak ngangkat meskipun ada kecukupan kursi ya lewat gitu," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement