Kamis 09 Nov 2017 08:14 WIB

Brexit Ancam Pasokan Obat-obatan ke Kawasan Uni Eropa

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Obat-obatan
Foto: .
Obat-obatan

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Persediaan ribuan obat berisiko terganggu jika Inggris meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan perdagangan. Hal tersebut diperingatkan perusahaan farmasi Eropa, Kamis (9/11).

Lebih dari 2.600 obat tahap pembuatannya di Inggris dan obat untuk 45 juta paket obat untuk pasien dipasok dari Inggris ke negara-negara Eropa lainnya setiap bulan. Sementara 37 juta lainnya mengalir ke arah sebaliknya.

Brexit mengancam arus perdagangan bebas barang-barang tersebut. Di dalamnya adanya peraturan ketat agar obat yang melintasi perbatasan dilakukan uji kembali, jika tidak ada kesepakatan pengaturan perdagangan.

Federasi Industri dan Asosiasi Farmasi Eropa (Efpia) mengatakan, sebuah survei terhadap anggotanya menunjukkan 45 persen perusahaan memeperkirakan penundaan perdagangan jika Inggris dan Eropa tidak memiliki kesepakatan perdagangan.

"Untuk obat-obatan yang menyelamatkan nyawa dan memperbaiki kehidupan, Uni Eropa dan Inggris tidak dapat menunggu lebih lama kepastian kerjasama," kata Direktur Jenderal Efpia Nathalie Moll.

Perusahaan farmasi bersikeras sejak referendum Brexit tahun lalu bahwa kesepakatan komprehensif diperlukan untuk memastikan keselarasan maksimum antara peraturan farmasi UE dan Inggris.

Namun dengan dekatnya waktu Brexit pada Maret 2019 tanpa ada tanda adanya kesepakatan perdagangan, banyak perusahaan saat ini menyusun rencana melindungi rantai pasokan obat, termasuk membangun pusat pengujian tambahan di Eropa.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement