Jumat 10 Nov 2017 05:03 WIB

Hari Ini, Pesawat N219 Siap Diberi Nama oleh Presiden

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Andi Nur Aminah
Persiapan pesawat N219 sebelum Flight Test di di landasan pacu Bandara Husain Sastranegara, Kota Bandung, Rabu (16/8).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Persiapan pesawat N219 sebelum Flight Test di di landasan pacu Bandara Husain Sastranegara, Kota Bandung, Rabu (16/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesawat N219 karya anak bangsa hasil kerja sama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) rencananya akan diberian nama oleh Presiden RI Joko Widodo, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan, Jumat (10/11) hari ini. Pesawat N219 telah melakukan tujuh kali uji terbang termasuk uji terbang dari Bandung menuju Jakarta.

“Hari Jumat jam 09.00 pagi. Pemberian nama oleh Presiden RI dilakukan di Halim," kata Direktur Produksi PTDI, Arie Wibowo melalui siaran pers kepada Republika.co.id, Kamis (9/11).

Meski begitu, terkait pemberian nama tersebut akan sepenuhnya diserahkan kepada Presiden RI. Siang ini, menurut Manager Hukum dan Humas PTDI Irlan Budiman, pesawat N219 telah menjalani gladi resik. "Kemarin, Rabu (8/11) pesawat N219 telah melakukan uji terbang ketujuh dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat menuju Lanud Halim Perdanakusuma, DKI Jakarta," jelas dia.

Irlan menjelaskan, pesawat tersebut sukses diterbangkan oleh Captain Esther Gayatri Saleh, Chief Test Pilot PTDI sebagai Pilot In Command (PIC), Captain Adi Budi Atmoko sebagai First Officer (FO) beserta Ir Yustinus Kus Wardana dan Adriwiyanto Onward Kaunang sebagai Flight Test Engineer (FTE). Dia menjelaskan, PPTDI telah sukses melakukan uji terbang sebanyak enam kali.

"Pesawat N219 rencananya akan berada di Lanud Halim Perdanakusuma hingga tanggal 11 November 2017 atau sehari setelah diberikan nama oleh Presiden Joko Widodo," jelas Irlan.

Selanjutnya, menurut Chief Engineering N219, Palmana Banandhi, pesawat itu direncanakan kembali ke Bandung pada Sabtu (11/10). Hal itu dilakukan, karena cuaca saat ini dinilai tidak menentu. "Jika terbang lebih dari jam 09.30, cuaca akan sangat cepat sekali berubah”, kata Palmana.

Dia juga mengatakan, setelah melalui beberapa tahapan, pada tahun 2019 nanti, pesawat pertama N219 sudah siap dan laik untuk  memasuki pasar. Prioritasnya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan harga yang kompetitif.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement