Kamis 09 Nov 2017 15:18 WIB

Gus Dur Ajarkan Islam Welas Asih

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
Ketua Lembaga Kajian Agama dan Jender (LKAJ), Musdah Mulia, Peneliti Senior Wahid Foundation, Ahmad Suaedy (baju merah), dan Direktur Eksekutif Maarif Institute, Fajar Riza Ul Haq saat menjadi pembicara diskusi publik
Foto: Muhyiddin / Republika
Ketua Lembaga Kajian Agama dan Jender (LKAJ), Musdah Mulia, Peneliti Senior Wahid Foundation, Ahmad Suaedy (baju merah), dan Direktur Eksekutif Maarif Institute, Fajar Riza Ul Haq saat menjadi pembicara diskusi publik "Gus Dur dan Pencegahan Ekstremisme Kekerasan" di Kantor Wahid Foundation, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (9/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Maarif Institute, Fajar Riza Ul Haq menjadi pembicara dalam diskusi publik "Gus Dur dan Pencegahan Ekstremisme Kekerasan" di Kantor Wahid Foundation, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (9/11). Dalam paparannya, ia mengatakan bahwa untuk mencegah ekatremisme kekerasan di Indonesia, Almarhum Abdurrahmad Wahid (Gus Dur) sebenarnya telah mengajarkan Islam welas Asih.

"Islam yang diyakini Gus Dur adalah Islam welas asih, menolak kekerasan dan mengedepankan dialog," ujarnya.

Melalui pribadi Gus Dur, bisa dilihat bahwa Islam telah diterjemahkan sebagai ajaran welas kasih. Ia mencontohkan, seperti halnya saat Gus Dur menyikapi kelompok yang menganut paham wahabi, menurut dia, Gus Dur ingin mengatakan bahwa kebencian terhadap suatu kelompok bukan berarti menegasikan hak hukumnya.

"Gus Dur juga selalu membangun empati dari korban kekerasan," ucapnya.

Sementara, Ketua Lembaga Kajian Agama dan Jender (LKAJ), Musdah Mulia mengatakan bahwa dalam menangani ekstremisme kekerasan, pemerintah saat ini lebih menonjolkan aspek keamanan. Padahal, menurut dia, pemikiran dasar ektremisme tersebut harus diwaspadai sejak dalam pikiran.

"Kita selalu mengabaikan pemikiran dasar bahwa pikiran-pikiran dasar ekstremisme dan radikalisme itu harus selalu diwaspadai sejak dalam pikiran," katanya.

Sebagai salah satu aktivis perempuan NU, Musdah melihat sosok Gus Dur yang sangat tidak suka dengan kekerasan dalam bentuk apapun. Menurut dia, Gus Dur justru mampu menyelesaikan masalah dengan humor-humornya yang tinggi. "Gus Dur tidak pernah memaki balik, paling Gus Dur membuat makian yang bisa buat kita ketawa. Bagi saya humornya itu tingkat tinggi, tingkat langit," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Tahu gak? kalau ada program resmi yang bisa bantu modal usaha.

1 of 8
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوْا بِطَانَةً مِّنْ دُوْنِكُمْ لَا يَأْلُوْنَكُمْ خَبَالًاۗ وَدُّوْا مَا عَنِتُّمْۚ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاۤءُ مِنْ اَفْوَاهِهِمْۖ وَمَا تُخْفِيْ صُدُوْرُهُمْ اَكْبَرُ ۗ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْاٰيٰتِ اِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan teman orang-orang yang di luar kalanganmu (seagama) sebagai teman kepercayaanmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti.

(QS. Ali 'Imran ayat 118)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement